Nasional MUKTAMAR KE-33 NU

Muktamirin Minta Rais Aam Dihadirkan dalam Sidang Tatib

Senin, 3 Agustus 2015 | 00:30 WIB

Jombang, NU Online
Perbedaan pandangan mewarnai sidang pembahasan tata tertib di persidangan pleno Muktamar Ke-33 NU di alun-alun Jombang, Jawa Timur, Ahad (2/8) malam. Dinamika pendapat terus bergulir dari peserta sidang, khususnya soal pro-kontra Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa).
<>
Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur dan sejumlah muktamirin lainnya dalam kesempatan itu meminta pimpinan sidang menghadirkan Rais Aam PBNU KH A Mustofa Bisri mengingat tajamnya perbedaan pendapat dan dikhawatirkan suasana kian menjadi tak kondusif.

"Saya sepakat dengan Jatim, karena mencoba memberikan pandangan yang netral," tutur Ustadz Fairuz Zabadi, Ketua PCNU Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, setelah sidang diskors Ahad malam.

Terkait kenapa Rais Aam perlu dihadirkan, Fairuz mengatakan agar Rais Aam berbicara dan memberikan nasihat di hadapan muktamarin, tanpa dalam posisi mendukung salah satu calon Ketum PBNU tertentu.

"Itu lah pentingnya beliau hadir dan apapun fatwanya harus diterima oleh semuanya karena Rais Aam adalah jabatan tertinggi di NU yang itu adalah ulama," terangnya.

Menurut Fairuz, ketegangan yang ada di forum sidang tata tertib lebih dikarenakan perbedaan pendapat saja. Ia berharap muktamirin dapat menerima nasihat Rais Aam jika ia berbicara di hadapan forum terhormat itu.

"Hanya orang yang bukan NU yang tidak akan menerima, dan kalau ada peserta yang masih menolak fatwa itu, bukan orang NU," tegasnya. (Hadi/Mahbib)