Ketua Pergunu, Aris Adi Leksono mengatakan pembelajaran bermakna harus dikedepankan dalam masa pembelajaran tatap muka di masa pandemi ini. (Foto: NU Online/Kendi Setiawan)
Aru Lego Triono
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Aris Adi Leksono menyambut baik atas dilaksanakannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas Tahap I di 610 satuan pendidikan, di DKI Jakarta.
Di masa PTM ini, ia berharap seluruh guru di lingkungan NU bisa memanfaatkan waktu secara maksimal dengan memberikan pembelajaran bermakna. Pembelajaran bermakna yang dia maksud adalah pembelajaran yang subtansi materinya dapat diterima siswa secara utuh, baik kognitif, afektif, dan psikomotor. Pembelajaran di masa PTM sementara ini hanya dilaksanakan pada Senin, Rabu, dan Jumat.
"Harapan kami, untuk guru-guru NU di masa uji coba PTM ini, semaksimal mungkin bisa memberikan pembelajaran yang bermakna atau memberikan materi-materi yang esensial karena itulah yang benar-benar dibutuhkan peserta didik untuk bekal di kehidupan sehari-hari," kata Aris kepada NU Online, Selasa (31/8/2021).
Ia mengakui, pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang selama ini dilakukan akibat Covid-19 telah membuat sebagian besar murid dan tenaga kependidikan merasa jenuh, sehingga PTM ini menjadi sangat penting untuk dilaksanakan meski dengan waktu dan pertemuan yang terbatas.
Proses penyampaian ilmu pengetahuan di Indonesia, menurut Aris, masih bergantung pada tradisi belajar yang menuntut adanya pertemuan. Dari situ, pembentukan karakter peserta didik dan keteladanan guru akan secara efektif dapat terimplementasi dengan baik.
"Jadi, PTM ini sangat penting buat peserta didik kita," katanya.
Selain itu, Aris mendorong pemerintah untuk turut bersama-sama mengawal dan memastikan agar proses pencegahan penularan Covid-19 di sekolah bisa dilakukan. Ia pun berharap, pemerintah dapat memberikan bantuan berupa alat-alat sarana prasarana yang mendukung penerapan efektivitas PTM di sekolah.
"Kalau semua pengadaan alat penunjang protokol kesehatan atau yang mendukung keberlangsungan PTM ini diserahkan kepada satuan pendidikan, menurut saya sangat berat. Karena itu dibutuhkan setiap hari, meskipun PTM tidak penuh selama satu pekan. Nah menurut saya, PTM ini harus dapat membantu membangkitkan semangat belajar peserta didik kita," ungkap Aris.
Sebelumnya, Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Z Arifin Junaidi mendukung agar PTM dilakukan, lantaran penerapan PJJ berdampak pada risiko hilangnya semangat belajar atau learning loss.
Ia menilai, pelaksanaan PTM dapat menekan risiko hilangnya semangat belajar bagi para peserta didik demi menjaga kualitas pembelajaran anak Indonesia. Menurutnya, pola PJJ atau pembelajaran daring selama ini membuat peserta didik tidak memperoleh materi pelajaran secara optimal, sehingga berpotensi pada kemunduran akademis dan non-akademis.
"Karena kalau PJJ itu kan, seperti kita ketahui, anak-anak kadang di depan kamera juga sambil melakukan aktivitas lain," ujar Arifin.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor:Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua