Muslimat NU Siap Cari Solusi Persoalan Perempuan Indonesia
Rabu, 28 Mei 2014 | 18:02 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Hj Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, pada tahun 2025-2035 Indonesia diperkirakan akan mengalami persoalan kependudukan dengan meningkatnya jumlah manusia karena usia produktif lebih besar daripada usia yang ditanggung.
<>
Menurut dia, sebenarnya hal itu menggembirakan karena akan menambah produktivitas bangsa kita, tapi di sisi lain dihadapkan Pekerjaan Rumah yang cukup banyak. Misalnya kejahatan seksual terhadap anak mulai dari incest (hubungan seksual sesama saudara) maupun pedofilia (kejahatan seksual terhadap anak) dan penjualan anak.
“Jika asusmsinya anak-anak itu berusia 5 tahun sekarang ini, maka pada tahun 2025, mereka berumur 24 tahun,” katanya saat pidato pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Muslimat NU di Aula Serba Guna Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (28/5).
Menurut Khofifah, dengan asumsi seperti itu mereka sudah sarjana, bahkan S2. Seyogyanya pada saat itu bangsa Inidonsia tengah memaknai kehidupan dengan berbagai prestasi dan keunggulan kompetitif.
Muslimat NU, kata Khofifah, mengajak melakukan perenungan bersama dan saksama dengan pertanyaan, berapa anak yang terganggu secara psikologis yang akan terbawa sampai dewasa? “Muslimat NU insya Allah siap membantu mencari solusi bersama elemen bangsa yang lain,” katanya.
Begitu pula dengan PR bangsa yang lainnya. Khofifah menyebutkan, saat ini mungkin ada 40 persen anak di bawah usia 19 tahun mengalami kehamilan di luar nikah. Kemudian persoalan aborsi (menggugurkan kandungan), makin lama makin menunjukkan peningkatan. “Menurut media, aborsi di salah satu kabupaten di Sumenep, harganya 15 ribu rupiah sampaia 20 ribu,” terangnya.
Maka, kata dia, apa yang akan dialami bangsa ini jika inputnya seperti itu. “Sekali lagi, Muslimat NU siap dengan elemen bangsa lain untuk mencari solusinya,” tegasnya, “saat ini Muslimat NU tengah melakukan Pelatihan Reproduksi untuk Remaja pesantren salaf di Jawa dan luar Jawa,” sambungnya.
Khofifah juga menyebutkan, ibu-ibu Muslimat NU senang mengaji, senang istighosah, tapi secar ekonomi, usaha mereka di pasar, misalnya sering tidak berjalan dengan baik karena tidak modal. Kalaupun ada modal usaha, mereka harus kepada rentenir yang “mencekik”.
Rakernas dan Mukernas Muslimat NU dibuka Wakil Presiden RI Boediono. Hadir pada kesempatan itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Wakil Ketua Umum PBNU As’ad Said Ali, Ketua Umum PP GP Ansor, Ketua Umum Fatayat NU Ida Fauziyah.
Kegiatan bertema “Khidmah Muslimat NU untuk Indonesia Bermartabat" tersebut melibatkan sekitar 1500 Pengurus Muslimat NU se-Indonesia dan perwakilan luar negeri ini akan berlangsung sampai 1 Juni. (Abdullah Alawi)
(Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua