Niat Qadha Ramadhan Dapat Pahala Puasa Rajab Sekaligus
NU Online · Selasa, 23 Desember 2025 | 06:00 WIB
Jakarta, NU Online
Jelang akhir tahun 2025 H, umat Islam Indonesia mulai memasuki bulan Rajab 1447 H. Sebagaimana diumumkan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), Senin (22/1/2025) kemarin menjadi awal Rajab 1447 H.
Di bulan ketujuh Hijriah ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak puasa. Namun bagaimana bagi orang yang masih memiliki utang puasa Ramadhan, apakah mendahulukannya ketimbang puasa sunnah Rajab atau boleh menggabungkannya?
Ustadz Mubassyarum Bih menjelaskan bahwa menggabungkan kedua puasa tersebut boleh dilakukan. "Menggabungkan niat puasa Rajab dengan puasa qadha’ Ramadhan hukumnya diperbolehkan (sah) dan pahala keduanya bisa didapatkan," tulisnya sebagaimana dikutip NU Online dari artikelnya berjudul Bolehkah Niat Puasa Rajab Digabung dengan Qadha Puasa Ramadhan? pada Selasa (23/12/2025).
Ia menjelaskan bahwa puasa tersebut diniatkan qadha Ramadhan. Sebab, puasa qadha’ Ramadhan tergolong puasa wajib yang harus ditentukan jenis puasanya dalam niat, seperti berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Baca Juga
Dasar Hukum Puasa Rajab
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah swt.”
Sementara puasa Rajab, jelasnya, sebagaimana puasa sunnah lainnya sah dilakukan dengan niat berpuasa secara mutlak, tidak disyaratkan ta’yin (menentukan jenis puasanya). Misalkan dengan niat “Saya niat berpuasa karena Allah”, tidak harus ditambahkan “karena melakukan kesunnahan puasa Rajab”.
Mengutip Syekh al-Barizi, Ustadz Mubassyarum menegaskan bahwa meski hanya niat mengqadha’ puasa Ramadhan, secara otomatis pahala berpuasa Rajab bisa didapatkan.
Hal tersebut didasarkan pada penjelasan yang terdapat dalam kitab Fathul Mu’in beserta hasyiyahnya, I’anatuth Thalibin. Dijelaskan di dalamnya, mengutip Syekh al-Kurdi dalam kitab al-Asna demikian pula Syekh Khatib al-Sayarbini dan Syekh al-Jamal al-Ramli, bahwa berpuasa di hari-hari yang dianjurkan untuk berpuasa secara otomatis tertuju pada hari-hari tersebut, bahkan apabila seseorang berniat puasa beserta niat puasa lainnya, maka pahala keduanya berhasil didapatkan.
Dalam kitab al-I’ab, ditambahkan, dari kesimpulan tersebut, Syekh al-Barizi berfatwa bahwa apabila seseorang berpuasa qadha (Ramadhan) atau lainnya di hari-hari yang dianjurkan berpuasa, maka pahala keduanya bisa didapat, baik disertai niat berpuasa sunnah atau tidak.
Ulama lain, demikian termaktub dalam kitab I'anatut Thalibin, menyebutkan bahwa jika bersamaan bagi seseorang dalam satu hari dua puasa rutin, seperti puasa hari Arafah dan puasa hari Kamis, baginya juga mendapat pahala puasa hari tersebut.
Terpopuler
1
Istikmal, LF PBNU Umumkan Awal Rajab 1447 H Jatuh pada Senin 22 Desember
2
KH Abdullah Kafabihi Mahrus: “NU Menyangkut Jutaan Orang, Tidak Bisa Disamakan dengan Pesantren”
3
Hasil Musyawarah Kubro di Lirboyo: Serukan Islah hingga Usulkan Penyelenggaraan MLB
4
Data Hilal Penentuan Awal Bulan Rajab 1447 H
5
Dianjurkan Puasa Rajab Mulai Besok, Ini Niatnya
6
Lembaga Falakiyah Instruksikan Rukyatul Hilal Awal Rajab 1447 H
Terkini
Lihat Semua