KH Muhammad Shofi Al Mubarok, Pengasuh Pesantren Sirojuth Tholibin, Brabo, Grobogan pernah menuliskan kekagumannya kepada salah seorang sosok Nyai Azizah Ma'soem di akun facebook pridadinya. Tulisan itu diunggah pada 5 Maret 2015, sekitar dua setengah tahun silam.
Waktu itu, Nyai Azizah baru saja berkunjung, takziyah atas wafatnya mantan Ketua Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) Jawa Tengah, KH Ahmad Baedlowie yang juga alumni pesantren Al Hidayat asuhan Nyai Azizah.
Secara letak georafis, antara Brabo, Grobogan dengan Lasem, Rembang terdapat jarak 128 km. Jarak yang tidak pendek bagi orang sepuh seperti Nyai Azizah.
Berikut kutipan isi facebook Gus Shofy dengan nama akun Muhammad Shofy Al Mubarok.
"Usianya sudah sangat sepuh, mungkin sekitar 80 tahun lebih. Namun semangat silaturrahimnya membuat banyak orang geleng-geleng. Bahkan acara alumni (Pesantren Al Hidayat, Lasem yang beliau asuh, -red) di luar Jawapun beliau rawuhi.
Suatu saat, ada yang bertanya (penanya adalah KH M. Shofi Al Mubarok sendiri -red)
"Mbah Nyai, njenengan kok tasih sehat sanget, tasih saget tindak silaturrahim wonten pundi-pundi. Resepe nopo, Mbah Nyai?"
(Mbah Nyai. Anda ini kok masih sangat sehat, bisa pergi kemana-mana. Silaturrahim ke mana-mana. Resepnya apa, Mbah Nyai?)
"Resepe yo iku mau... tindak-tindak silaturrahmi teng pundi-pundi. Hehehe"
(Resepnya ya itu tadi... pergi-pergi, silaturrahmi ke mana-mana. hehehe). Jelas beliau Mbah Nyai Azizah Ma'soem, Lasem.
***
Sebelum tahun 2015 itu, Mbah Zah, demikian biasa disapa, sudah berulang kali datang ke Brabo, di antaranya bertujuan untuk hormat khotmil qur'an dan Haul Kiai Syamsuri Dahlan.
Mbah Zah memang pribadi yang terkenal semangat, giat menyambung kepada siapa saja. Terlebih terhadap sanak kerabat. Tercatat, pada Februari 2016, adik kandung Rais Syuriyah PBNU periode 1990-1994, KH Ali Ma'soem Krapyak tersebut masih menyempatkan diri datang ke Lampung guna menghadiri dan memberikan restu serta doa atas pelantikan salah satu cucunya, Chusnunia Chalim sebagai Bupati Lampung Timur.
Maksud yang ingin disampaikan Mbah Nyai terkait resep tindak-tindak (pergi-pergi) di atas adalah resep umur panjang serta sehat bugar yaitu dengan memperbanyak silaturrahim atau berkunjung. Silaturrahim itu bisa berupa memberikan hadiah, melayani, mengunjungi, menyambung persaudaraan kepada sanak saudara dan kerabat. Hal ini bisa memperpanjang umur.
Resep yang disampaikan Mbah Zah sangat cocok dengan sabda Rasulullah SAW
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya: Dari Anas ibn Malik RA, dia berkata, saya pernah mendengar Rasulullah sallallahu alaihi wasallam berkata "Barangsiapa yang senang dilapangkan rejekinya, dipanjangkan umurnya, sambunglah tali silaturrahim. (HR. Bukhori: 1925)
Mengunjungi ala Mbah Zah tersebut memang tidak sama dengan komunikasi yang tanpa mengunjungi. Ada nilai lebih di sana. Walaupun komunikasi serba mudah di zaman sekarang, Nyai Azizah tetap aktif mendatangi secara langsung.
Jika dirunut, sebagian orang ada yang berbicara, "Masak aku yang tua mendatangi dia. Seharusnya dia mendatangi orang yang lebih tua." Nada congkak ini tidak dimiliki oleh Nyai Azizah Ma'soem.
Seperti pelantikan bupati, misalnya. Antara yang melantik dan dilantik, masing-masing membutuhkan tatap muka. Akad nikah juga tidak cukup hanya melalui telepon atau teleconference, murid talaqqi atau musyafahat kepada guru juga harus tatap muka secara langsung. Artinya, mengunjungi yang sesungguhnya tidak bisa diwakili hanya melalui chatting, telepon dan sejenisnya.
Di saat orang enggan mengunjungi dan hanya mau dikunjungi, Nyai Azizah Ma'soem bertindak lain. Ia tidak jumawa, maunya disowani, tapi tidak berperilaku sebaliknya. Pribadinya tawadlu', penuh sopan. Pantas jika dijadikan sebuah teladan.
Oleh karena itu, Mbah Zah kemudian diberikan umur panjang, berkah dari Allah Ta'ala sebab memperbanyak silaturahim.
Pada hari Ahad, 10 Desember 2017, Nyai Azizah Ma'soem kembali menghadap Allah Ta'ala di RS. Telogorejo, Semarang.
Selamat jalan, Mbah Zah. Semoga kami yang engkau tinggalkan bisa meneladani berbagai teladan perilaku baik anda.
Lahal Fatihah...
(Ahmad Mundzir)