Nasional JELANG MUKTAMAR KE-33 NU

Panitia Optimis Muktamar Berjalan Sukses

Selasa, 17 Maret 2015 | 05:13 WIB

Surabaya, NU Online
Dengan dukungan banyak kalangan, panitia Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama yakin bahwa perhelatan permusyawaratan tertinggi di NU ini berjalan sesuai harapan.<>

Tiga narasumber yakni H Imam Aziz, KH Agus Ali Masyhuri serta H Saifullah Yusuf meyakini sukses pelaksanaan muktamar tersebut. Hal ini disampaikan ketiganya saat tampil bersama pada acara talk show di salah satu televis lokal di Surabaya, Sabtu (14/3) lalu.

"Muktamar ke-33 NU adalah event besar," kata H Saifullah Yusuf. Karena itu, lanjut Gus Ipul, yang harus dilakukan panitia adalah menyukseskan pra acara, pelaksanaan hingga usai muktamar.

Mengapa muktamar harus berjalan sukses, lantaran keputusan dan sikap yang akan diambil dari perhelatan ini tidak hanya berpengaruh kepada kelompok NU dalam skala regional, juga nasional bahkan internasional. "Sehingga harapan besar dari kegiatan ini bagaimana NU bisa terus berperan masyarakat nasional dan internasional," kata Wakil Gubernur Jatim ini.

Terkait tema muktamar, Ketua Panitia Muktamar ke-33 NU, H Imam Aziz ,menandaskan, bahwa hal tersebut sebagaimana amanat Munas NU yang dilangsungkan di Jakarta November 2014 lalu. 

Pria kelahiran Jombang ini juga menandaskan, bahwa menghadapi momentum 1 abad NU, maka harus ada upaya menghimpun kembali semangat dari para pendiri jam'iyah ini. "Dan para pendiri NU ternyata semuanya berkumpul di Jombang," tandas salah seorang Ketua PBNU ini.

Sementara itu, KH Agus Ali Masyhuri mengingatkan bahwa sebagai organisasi sosial keagamaan yang besar, maka sejarah NU tidak dapat dipisahkan dari keempat pesantren besar yang ada. Yakni Pesantren Tebuireng, Pesantren Denanyar, Tambakberas, dan Rejoso. "Mereka yang melupakan sejarah akan tergilas," kata Gus Ali sapaan kesehariannya.

Dan makna strategis muktamar sendiri, produk yang dihasilkan selalu menjadi wajah Islam dunia. "Karena demikian strategisnya hasil yang akan diraih dari muktamar, saya berharap para peserta dapat menyadari bahwasanya keberadaan mereka demikian diperhitungkan," kata Pengasuh Pesantren Bumi Shalawat Sidoarjo ini.

Gus Ali juga mengingatkan bahwa di antara contoh jam'iyah atau organisasi besar adalah bisa melakukan inovasi. "Inovasi adalah sesuatu yang tidak terhindarkan agar NU tetap terus bisa berkhidmat," ungkapnya.

Wakil Rais PWNU Jatim ini mengharapkan muktamar juga mampu menjadikan NU sebagai organisasi yang kokoh secara spiritual. "Disamping harus terus mapan secara intelektual," pungkas Gus Ali. (Syaifullah/Fathoni)