Para Cucu Muasis NU, Petani, dan Peternak Rayakan Hari Santri di Lampung Timur
Jumat, 23 Oktober 2020 | 05:00 WIB
Lampung Timur, NU Online
Di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda, rangkaian peringatan Hari Santri dapat dilangsungkan di Lampung Timur, Provinsi Lampung. Acara diadakan dengan mengikuti protokol yang ditetapkan pemerintah. Warga pun antusias menyukseskan gelar Hari Santri. Bukan hanya para santri, rangkaian kegiatan juga didukung Perkumpulan Petani dan Peternak Lampung Timur.
'Santri sehat, Indonesia kuat' bukan sekadar slogan. Tema ini juga diperkuat dengan sebuah gagasan bersama bahwa mengupayakan bangsa yang kuat dengan pemenuhan kebutuhan pokok dari keringat para petani. Masyarakat harus kuat menghadapi musibah wabah. Kesehatan santri harus dijaga, didasarkan pada kesadaran adanya ketercukupan pangan.
Semangat Resolusi Jihad sebagai ghirah perjuangan melawan penjajah tentu tidak terlepas dari upaya memperjuangkan kualitas kehidupan menjadi lebih baik.
Istighotsah yang diadakan sebagai satu rangkaian kegiatan, berlangsung di Pondok Pesantren Al Ishlah Mataram Baru, Rabu (21/10) malam. Pesantren ini diasuh KH Ainun Naim. Doa bersama ditujukan untuk para pendiri NU dan ulama Nusantara, begitu juga masyarakat yang tidak pernah disebut namanya dalam catatan sejarah.
Rangkaian kegiatan hari santri dihadiri para cucu muasis, para pendiri jamiyyah NU yaitu KH Humron Maulana Cholil, Bangkalan; KH Abd Wahab Yahya, Jombang; KH M Amin, Jombang; KH Khoirul Atho', Gresik; KH Ali Jauhari Umar, Pasuruan; KH Muslich Hambali, Nganjuk; KH Masfuk Mukhtar, Malang; dan KH Mas Ahmad Muhammad, Surabaya.
"Sebagai santri, kita teruskan perjuangan ulama. Kita tidak bisa berdiam diri apabila bangsa dalam kesulitan," tegas KH Khoirul Atho', cucu KH Fakih Maskumabang, Gresik.
KH Fuad Amin selaku pelaksana kegiatan menyampaikan, pagi hari, upacara dilangsungkan di Pesantren Raudlotul Hidayah, Desa Sribhawono, Bandar Sribhawono, Lampung Timur. Dipimpin pengasuh pesantren KH Nisatul Huda (Gus Huda).
H Zaiful Bukhori, selaku pembina PETA (Petani dan Peternak Lampung Timur) menyampaikan dalam wawancara bahwa kita harus mengikuti apa yang disampaikan pendiri NU. Petani adalah Penolong Negeri.
"Para santri tidak boleh melupakan jasa para petani sebagaimana difatwakan Mbah Hasyim Asyari. Terlebih situasi pendemi, jangan sampai petani terdampak, karena umumnya di Lampung Timur, para santri adalah keluarga petani," terangnya.
Kontributor: Sugeng Riyadin
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua