Aru Lego Triono
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berencana menggelar peringatan Hari Lahir (Hari Lahir) ke-98 NU versi Hijriah, pada 16 Rajab 1442 yang bertepatan dengan 27 Februari 2021. Acara ini akan dilangsungkan secara daring dan luring.
Ketua Panitia Pelaksana Harlah ke-98 NU KH Mochammad Bukhori Muslim menuturkan, agenda Harlah berdasarkan penanggalan Hijriyah itu akan dilangsungkan secara terbatas di Masjid Istiqlal. Diperkirakan hanya akan dihadiri sekitar 200 orang dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.
"Kita sedang koordinasi dengan pengelola Istiqlal, tapi itu akan dilaksanakan dengan sangat terbatas. Kita perkirakan sekitar 200 orang yang masuk dan menerapkan protokol kesehatan sangat ketat. Sedangkan kapasitas gedung Istiqlal itu bisa muat 35 ribu orang (dalam kondisi normal)," ungkap Kiai Bukhori, kepada NU Online, Senin (22/2).
Namun demikian, para masyayikh dan terutama kiai-kiai sepuh akan diundang atau menghadiri acara peringatan Harlah ke-98 NU ini secara daring alias virtual. Beberapa kiai yang akan hadir via aplikasi zoom itu adalah Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), dan KH Agoes Ali Masyhuri dari Sidoarjo.
Sementara Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan beberapa kiai yang lain, kata Kiai Bukhori, akan hadir langsung di Masjid Istiqlal. Selain itu, akan dihadirkan pula Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) dan Pendakwah sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta KH Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah).
"Bahkan insyaallah kita akan undang Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin untuk hadir melalui zoom. Kita sedang koordinasi agar Wapres bisa hadir. Para masyayikh itu kebanyakan pakai zoom. Jadi ada dua, luring dan daring," ucap Sekretaris Lembaga Dakwah (LD) PBNU ini.
Dilaksanakannya Harlah ke-98 NU secara virtual melalui aplikasi Zoom ini, menurut Kiai Bukhori, justru menjadi bentuk upaya penjagaan para kiai sepuh agar tidak tertular virus Covid-19. Ia menegaskan, para kiai sepuh di lingkungan NU mesti dijaga. Salah satunya dengan menyelenggarakan acara melalui Zoom.
"Tapi tanpa mengurangi kita mencari ilmu dari beliau-beliau dengan washilah Zoom tetap bisa dijalankan. Kita khawatir kalau (para kiai sepuh) datang, kondisinya masih belum memungkinkan," ujar Kiai Bukhori.
Kemudian ia menjelaskan bahwa agenda peringatan Harlah ke-98 NU versi hijriah ini merupakan rangkaian dari Harlah ke-95 NU yang diselenggarakan pada 31 Januari 2021 lalu. Di antara keduanya, terdapat banyak rangkaian kegiatan.
"Kemarin kan banyak istighatsah, ada konser amal juga. Bahkan masing-masing lembaga dan banom juga mengadakan berbagai kegiatan yang dirangkaikan dengan agenda Harlah ke-95 dan Harlah ke-98 NU," katanya.
Lembaga Takmir Masjid (LTM) NU misalnya, mengadakan kegiatan Bersih-Bersih Masjid (BBM) dalam rangka memperingati Harlah ke-95 yang dirangkai dengan Harlah ke-98 NU. Lalu ada penggalangan dana yang dilakukan oleh LAZISNU serta berbagai penanggulangan bencana.
"Semua kegiatan itu dilaksanakan dalam rangkaian harlah NU. Nah puncaknya memang nanti acara Harlah ke-98 NU pada 27 Februari 2021 malam. Jadi itu sudah masuk 16 Rajab," jelas Kiai Bukhori.
Agenda peringatan Harlah ke-98 NU digelar dalam bentuk dzikir bersama dan tahlil akbar. Bertujuan untuk memohon kepada Allah agar memberikan keselamatan dan kedamaian untuk negeri ini.
"Tentunya tidak lain dengan washilah kita doakan para pendiri NU, Hadlratussyekh KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Chasbullah, dan para pendiri-pendiri NU di masa awal-awal," ujarnya.
Harapan di Harlah ke-98 NU
Lantaran masih dalam kondisi pandemi Covid-19, Kiai Bukhori menjelaskan bahwa peringatan Harlah ke-98 NU hanya difokuskan untuk memohon perlindungan keselamatan, kesehatan, dan kedamaian untuk bangsa Indonesia.
"Itu yang paling utama karena yang terkena dampaknya adalah warga NU yang paling besar. Kita makanya menggelar istighatsah, doa bersama, dan tahlil akbar untuk keselamatan dan kesehatan bangsa," katanya.
"Mudah-mudahan pada Harlah ke-98 NU ini kita tidak foya-foya sebagaimana yang lain. Bahkan nanti kita akan mengumpulkan dana untuk dana sosial juga, melalui LAZISNU. Karena pandemi, jangan sampai kita malah bersenang-senang. Itu kurang pantas," imbuhnya.
Selain tahlil akbar, istighatsah, dan doa bersama, Harlah ke-98 NU ini juga akan dilangsungkan penggalangan dana amal oleh LAZISNU. Hal ini karena banyak korban yang terdampak bencana, akhir-akhir ini.
"Karena banyak korban bencana yang luar biasa seperti banjir dan macam-macam, makanya kita adakan tahlil akbar, istighatsah, dan juga akan berlangsung penggalangan dana," ucap Kiai Bukhori.
Sebelumnya, telah diluncurkan dan dijelaskan makna serta filosofi Logo Harlah ke-98 NU. Desainer Ardani Rahmansyah menyebutkan, logo yang dibuat untuk memperingati Harlah NU dalam penanggalan hijriyah ini tidak jauh berbeda dengan logo Harlah ke-95 NU yang bertepatan pada 31 Januari 2021 lalu.
"Filosofinya simpel. Garis yang menggabungkan angka 9 dan angka 8 yang dibuat dengan satu tarikan garis, bermakna konsistensi atau keajegan," ungkap Dani.
Ia menjelaskan bahwa keajegan tersebut sesuai dengan tema yang diusung, yakni konsistensi NU dalam berkhidmah menyebarkan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dan meneguhkan komitmen kebangsaan.
"Serta konsistensi dalam membawa Islam yang damai, Islam yang rahmatan lil alamin. Artinya, NU beradaptasi dengan perkembangan zaman sesuai dengan prinsipnya al-muhafadzhatu ala qadimis shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah (memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik)," terangnya.
Warna keemasan yang terdapat dalam logo tersebut menggambarkan kemuliaan. Sementara warna hijau melambangkan kedamaian. "Logo dibuat hampir sama dimaksudkan agar seragam antara harlah Masehi dan Hijriyah. Di samping itu juga karena temanya pun sama," jelas Dani.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Kolaborasi LD PBNU dan LTM PBNU Gelar Standardisasi Imam dan Khatib Jumat Angkatan Ke-4
2
LAZISNU Gelar Lomba dengan Total Hadiah Rp69 Juta, Ini Link Pendaftarannya
3
Cara Wudhu di Toilet agar Tidak Makruh
4
Gus Yahya Ceritakan Awal Mula Kiai Ali Maksum Merintis Pengajian Kitab di Pesantren Krapyak
5
Hukum Gugat Cerai Suami karena Nafkah Batin
6
Hukum Khatib Tidak Berwasiat Takwa dalam Khutbah Kedua
Terkini
Lihat Semua