Jakarta, NU Online
Setelah melalui kerja keras hampir dua tahun, Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akhirnya menyelesaikan penerbitan mushaf resmi terbitan PBNU. Mushaf yang diberi nama Ar-Risalah Nahdlatul Ulama ini akan diluncurkan secara resmi pada Kamis (21/5) malam, bertepatan dengan malam 29 Ramadhan 1441 H.
Ketua LTN PBNU Hari Usmayadi menuturkan, penerbitan mushaf ini merupakan amanat dari Rais Aam dan Ketua Umum PBNU yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan Nahdliyin, menjadi artefak organisasi dan alat penghubung antara para pengurus dengan jamaah, serta mendukung peran NU dalam peradaban global.
Sebagai organisasi keagamaan Islam terbesar, sudah selayaknya NU memiliki mushaf terbitan internal organisasi, yang mampu memberikan kedekatan emosional antara jam'iyah dan jamaah. "Hal ini sekaligus diharapkan menjadi modal awal dalam membangun pola hubungan yang kongruen, kompak, dan konsisten," kata pria kelahiran Semarang ini.
Cak Usma, panggilan akrab Hari Usmayadi, mengaku bersyukur terbitnya mushaf ini mendapat sambutan sangat hangat dari berbagai kalangan. Sambutan dan doa datang dari para kiai sepuh dan tokoh ulama muda NU, serta Pengurus Wilayah NU dari Aceh sampai Papua.
"Hal itu seolah menggambarkan kerinduan yang lama terpendam atas hadirnya mushaf terbitan resmi Nahdlatul Ulama," ungkapnya.
Peluncuran mushaf ini secara simbolik ditandai dengan penyerahan Mushaf Ar-Risalah oleh Ketua LTN PBNU Hari Usmayadi kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Dalam sambutannya, Kiai Said mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya atas keberhasilan PBNU menerbitkan mushaf resmi untuk ahdliyin bertepatan dengan bulan turunnya Al-Qur'an.
Keunikan mushaf yang diterbitkan melalui Divisi Penerbitan Risalah LTN PBNU ini antara lain terdapat pada kekayaan simbol khas nusantara yang mewarnainya. Misalnya, pada grafis cover tulisan 'Al-Qur’an Al-Karim' menggunakan Khat Diwani Jaly membentuk tetesan air dengan ornamen bunga Wijaya Kusuma. Tata letak (layout), maupun penanda nomor halaman menggunakan motif batik Wahyu Tumurun, serta frame tiap halaman yang memiliki corak batik dan diorama dari Aceh, Kalimantan, dan beberapa wilayah lainnya.
Mushaf Ar-Risalah ini juga dilengkapi dengan pedoman amaliyah khas ahlussunnah wal jamaah an-nahdliyah terkait Al-Qur’an dan adab membaca Al-Qur'an serta metode penulisan mushaf Utsmani riwayat Imam Hafs dengan menggunakan khat Utsman Thaha.
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar berkenan memberikan doa penutup sebagai restu atas launching Mushaf Ar-Risalah Nahdlatul Ulama yang akan dilaksanakan Kamis (21/5) pukul 20.00 WIB.
"Para masyayikh dan tokoh NU berharap agar mushaf ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi Nahdliyin dalam aktivitas pembelajaran, usaha memperoleh hidayah, serta menjadi obat bagi pengembangan akhlak umat muslim Indonesia, juga seluruh umat muslim dunia," pungkas Usma.
Editor: Kendi Setiawan