Nasional

PBNU Terima Wakaf Tanah 7 Hektare di Solo Raya

Senin, 19 Agustus 2019 | 17:05 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima wakaf tanah 70 ribu m² di Karanganyar dan 1.000 m² beserta bangunannya di Klaten. Penyerahan wakaf tersebut dilakukan secara resmi oleh pihak wakif kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj selaku nazir di Gedung PBNU lantai 8, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Senin (19/8).

Ketua Pengurus Pusat Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) PBNU KH Abdul Ghofarrozin mengatakan bahwa dua tanah wakaf tersebut akan dijadikan sebagai proyek pilot pesantren NU. “Pesantren Karanganyar dan Klaten ini jadi pilot project,” katanya.

Ia menambahkan, dari 23.300 pesantren yang terafiliasi dengan PBNU, masih sedikit pesantren yang dimiliki oleh NU secara kelembagaan. Kebanyakan dimiliki secara personal. “Sedikit sekali pesantren yang betul dimiliki NU secara kelembagaan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Gus Rozin, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa wakaf tanah dari Budi di Klaten akan dijadikan sebagai pesantren tahfiz. Pesantren tersebut, lanjutnya, akan dikelola langsung oleh PBNU.

Tanah wakaf dari Sutari di Karanganyar menurutnya sangat penting. Pasalnya, kehadiran pesantren NU di sana dianggap penting untuk menyediakan layanan pendidikan pesantren NU di samping kehadiran pesantren luar NU di Karanganyar, Jawa Tengah.

Di samping itu, lokasi di sana juga sangat strategis karena hanya berjarak 40 menit dari Bandara Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah. Tak hanya itu, kontur tanah yang naik turun juga menjadi daya tarik tersendiri.

Gus Rozin berharap tanah tersebut dapat dijadikan pesantren percontohan dengan, misalnya, semua cabang NU mengirimkan murid terbaiknya selain juga inspirasi dalam wakafnya. “Kami berharap wakaf semacam ini bisa jadi inspirasi agar semakin banyak pesantren NU,” ujarnya.

Ia mengharapkan pesantren tersebut melahirkan kader-kader NU yang dapat disebarkan ke ranah nasional maupun internasional. “Dari sana muncul kader-kader terbaik NU yang bisa disebarkan ke internasional dan nasional,” harapnya.

Jika pun tidak dikelola oleh PBNU secara langsung, Gus Rozin memberikan opsi lain agar dikelola oleh pesantren terdekat. “Bisa juga dikelola pesantren terdekat,” katanya.

“Tidak lupa kami berterima kasih kepada wakif hadir di sini untuk menyerahkan secara langsung kepada ketua umum,” pungkasnya.
 
Pewarta: Syakir NF
Editor: Alhafiz Kurniawan