Pemuda Miliki Peran Besar Manfaatkan Digital untuk Satukan Bangsa
Sabtu, 29 Oktober 2022 | 06:00 WIB
Suci Amaliyah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Makna Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 seharusnya terus diperbarui agar bisa sesuai perkembangan zaman. Terlebih anak muda saat ini hidup di era digital, masa tak ada lagi sekat antara ruang dan waktu. Dengan berbagai perubahan yang terjadi, apakah Sumpah Pemuda masih melekat di tengah generasi digital?
Baca Juga
Sumpah Pemuda: Untuk Apa?
Ketua PP GP Ansor, Mabrur L Banuna mengatakan, seiring perkembangan teknologi, tidak dapat dipungkiri bahwa makna Sumpah Pemuda dapat membawa semangat perubahan pemuda ke arah yang lebih baik. Misalnya, dengan menerapkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan melalui digital culture yang tak lepas dari kehidupan generasi muda masa kini.
“Saat ini pemuda memiliki peran yang sangat signifikan, strategis untuk memanfaatkan media digital ini dalam hal menyatukan visi kebangsaan, keindonesiaan, dan visi persatuan,” kata Mabrur kepada NU Online, Jumat (28/10/2022).
“Salah satunya dengan memberikan sebuah guidance isu dan narasi yang mempersatukan. Bukan memecah belah karena paparan industri digital sasarannya kepada anak muda,” imbuh Sekretaris Cyber Ansor itu.
Baca Juga
Menemukan Hakikat Sumpah Pemuda
Peran pemerintah dalam hal ini juga dibutuhkan, pasalnya di era digitalisasi tantangan yang dihadapi pemuda jauh lebih besar karenanya negara harus memberikan ruang yang lebih besar kepada anak muda.
Negara sebagai fasilitator dan pilot dari bangsa ini juga harus memiliki prototipe, konsep, dan arahan yang jelas untuk masa depan anak-anak muda saat ini.
“Energi anak muda kan meluap. Sayang sekali kalau ini hanya dimanfaatkan untuk hal-hal yang sifatnya tidak membangun, bahkan sifatnya lebih merusak. Potensi anak-anak muda ini harus betul-betul dimanfaatkan dengan baik,” pintanya.
Strategi yang bisa dilakukan, terang Mabrur, dengan mengemas ulang pemaknaan bahasa anak muda di era digital dengan tidak meninggalkan prinsip kebangsaan, Bhineka Tunggal Ika, dan Pancasila.
“Saya kira butuh sebuah gerakan bagaimana mengganti packaging bahasa dan sampul tentang bahasa kebangsaan, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika ini harus di-update di kalangan anak muda,” ungkapnya.
“Istilahnya ideologi negara harus dikemas ulang dalam bahasa anak muda, di-packaging di kalangan k-pop, dikemas ulang di kalangan game, memakai bahasa para pemain mobile legend itu yang penting karena kita harus berbicara dengan memakai bahasa mereka,” jelasnya.
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua