Nasional

Pengamat: Sikap Protokoler Presiden Sangat Disayangkan

Rabu, 18 Juli 2012 | 01:01 WIB

Jakarta, NU Online
Setelah berbagai pihak melayangkan protes, para pengamat pun banyak memberikan tanggapan, salah satunya adalah Yudian Wahyudi, pengamat politik yang juga Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. <>

Yudian yang merupakan alumnus Pondok Pesantren Termas, Pacitan ini menyayangkan tindakan protokoler kepresidenan yang tidak memberikan waktu kepada Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj untuk memberikan ceramah pada puncak harlah Gerakan Pemuda Ansor di Stadion Manahan Solo, Senin (16/7) malam. 

Menurut Yudian, Tindakan protokoler kepresidenan dinilai tidak etis karena karena menyalahi pakem rumah tangga organisasi di mana Ketua Umum PBNU sebagai organisasi Induk dari GP Ansor mestinya berhak memberikan ceramah. Karena dalam acara-acara Ansor PBNU adalah bagian dari tuan rumah yang berhak turut bicara.

"PBNU adalah Bapak bagi Ansor, dan karenanya Ketua Umum PBNU mestinya turut memberikan statemen dalam acara puncak tersebut," tutur Yudian kepada NU Online, Rabu (18/7).  

Lebih lanjut profesor yang tergabung dalam American Asosiation of University Professors serta dipercaya mengajar di Tufts University, Amerika Serikat ini menyatakan, Namun alasan protokoler untuk tidak memberikan waktu bagi ketua Umum PBNU dapat dibenarkan bila memang waktu presiden di acara tersebut sangat sempit.

"Bila bukan karena waktu presiden yang sempit, maka insiden tersebut merupakan cermin arogansi kekuasaan yang ditunjukkan oleh protokoler kepresidenan," tandas Yudian yang merupakan dosen pertama dari Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang berhasil menembus Harvard Law School di Amerika Serikat. 

Yudian berharap, sikap yang sangat disayangkan dari protokoler tersebut tidak terulang kembali di waktu-waktu mendatang, dalam organisasi dan event apa pun. "Ke depan, kita berharap negara menghormati warganya dengan lebih baik, termasuk para protokoler kepresidenan agar bertindak lebih bijak," tandas Yudian.

Peringatan puncak harlah ke-78 GP Ansor ini, dihadiri oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, jajaran menteri, dan duta besar pelbagai negara. 

Pelbagai acara turut mengisi malam peringatan puncak. Sejumlah acara yang disisipkan antara lain, apel banser, laporan Nusron Wahid, Ketua Umum PP GP Ansor disaksikan Presiden RI, sambutan Bibit Waluyo, Gubernur Jateng.

Sedikitnya empat puluh ribu kader Gerakan Pemuda Ansor memadati Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah, Senin (16/7) malam. Mereka adalah pengurus wilayah, cabang, dan anak cabang yang dari 32 wilayah di Indonesia.


Redaktur : Syaifuillah Amin