Peran Kiai dan Santri Mengakar dalam Perjalanan Panjang RI Menuju Kemerdekaan
NU Online Ā· Kamis, 21 Oktober 2021 | 10:05 WIB
Nuriel Shiami Indiraphasa
Kontributor
Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah,Ā KH Ubaidillah Shodaqoh menuturkanĀ bahwa peran kiai dan santri sangat mengakar dalam perjalanan panjang Indonesia menuju kemerdekaannya. Perjuangannya untuk menentang segala bentuk penjajahan dan merebut kemerdekaan Indonesia yang dilakukan tak bisa dipandang sebelah mata.
āDiakui atau tidak, yang jelas pesantren merupakan perintis kemerdekaan negara Indonesia,ā terang Kiai Ubaidulloh dalam ceramahnya di YouTube NU Online, Rabu (21/10/2021).
Berangkat dari sumbangsih pesantren di era pra-kemerdekaan Indonesia pada dunia pendidikan dalam mencetak masyarakat yang berpengetahuan, Kiai Ubed menyebutkan bahwa sistem pendidikan pondok pesantren merupakan sistem pendidikan yang bersifat luas dan lahir sebelum terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu sendiri.
āSistem pendidikan pondok pesantren itu merupakan sistem pendidikan yang sangat luas, yang lahir sebelum lahirnya NKRI. Pesantren juga berperan besar dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari tangan penjajah,ā ungkapnya.
Dalam situasi apapun, bagi Kiai Ubed pesantren harus tetap hadir dalam khazanah pendidikan serta memberikan sumbangsih peran pada keberlangsungan pendidikan Indonesia kini dan nanti.
āPondok pesantren harus tetap eksis apapun keadaannya dan apapun yang terjadi di negara kita ini. Baik dari gejolak politik dan gejolak ekonomi, pesantren harus tetap eksis belajar. Itu yang penting,ā tekannya.Ā
Hal ini dituturkan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Itqon, Bugon, Tlogosari, Semarang tersebut mengingat nilai-nilai dasar pendidikan yang diajarkan di pesantren bersifat adaptif dan bisa dimodifikasi sesuai zamannya, termasuk pada era percepatan teknologi seperti sekarang ini.Ā
Baginya, mendigitalisasi cara pembelajaran yang selama ini berlaku di pesantren bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Justru, hal ini merupakan suatu peluang besar bagi pesantren untuk bisa menyebarkan konten yang berisi nilai-nilai kepesantrenan kepada masyarakat luas.
Kendati berpeluang, proses digitalisasi sendiri tak lepas dari tantangan. Kiai Ubed berpesan agar santri senantiasa melakukan penerapan akhlak yang baik kepada sesama manusia, juga kesederhanaan kehidupan pesantren yang bersahaja.
āTidak boleh dilupakan adalah akhlak. Baik dengan orang tua, kiai, dan masyarakat. Dan, jangan sampai hedonisme di pesantren berkembang. Harus tetap bersahaja dan sederhana,ā tegasnya.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
KH Miftachul Akhyar Terbitkan Surat Tabayun soal Pemberhentian Gus Yahya sebagai Ketum PBNU
2
Gus Yahya Ajak Seluruh Pengurus NU Siapkan Muktamar Ke-35 sebagai Jalan Terhormat dan Konstitusional
3
Pertemuan Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah di Lirboyo Putuskan Muktamar Ke-35 NU Bakal Digelar Secepatnya
4
KH Miftachul Akhyar Undang Rapat Konsultasi Syuriyah dengan Mustasyar PBNU di Pesantren Lirboyo
5
Gus Yahya Tanggapi KH Miftachul Akhyar soal AKN-NU, Peter Berkowitz, hingga Dugaan TPPUĀ
6
KH Miftachul Akhyar Sampaikan Permohonan Maaf terkait Persoalan di PBNU
Terkini
Lihat Semua