Perang Israel-Palestina Jadi Sorotan Utama Seminar Nasional Sino-Nusantara Institute
Ahad, 29 Oktober 2023 | 11:00 WIB
Jakarta, NU Online
Perang Israel-Palestina yang kembali pecah sejak 7 Oktober 2023 lalu hingga kini terus bereskalasi. Imbas perang dikhawatirkan makin melibatkan negara-negara luar. Di satu sisi, peperangan telah menyebabkan ribuan warga sipil menderita luka-luka hingga meninggal dunia.
Hal ini dibahas oleh Lembaga riset dan pengkajian Sino-Nusantara Insitute bekerja sama dengan Prodi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang melalui seminar nasional yang mengangkat tema Membaca Geopolitik Konflik Israel-Palestina di Hotel Pandanaran, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (28/10/2023).
Seminar tersebut menghadirkan tiga pembicara utama, yakni Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Andi Purwono, Peneliti Pusat Riset Politik BRIN Nostalgiawan Wahyudi, dan Direktur Sino-Nusantara Institute Ahmad Syaifudin Zuhri.
Dalam sesi diskusi, Dosen HI Unwahas Andi Purwono mengatakan konflik Israel-Palestina sebagai hal yang rumit. Disebutkan bahwa konflik ini merupakan pertikaian tertua sejak berakhirnya Perang Dunia II, meski telah banyak dilakukan jalur-jalur damai. Ia juga menggarisbawahi keberpihakan Amerika Serikat (AS) kepada Israel.
"Sejarah mencatat, terdapat keberpihakan Amerika Serikat khususnya terkait kepentingan nasionalnya. Antara lain menjaga kelangsungan impor minyak, serta menjaga eksistensi Israel," paparnya.
Andi menilai salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mendorong peran Tiongkok guna memediasi penyelesaian konflik.
"Peran Tiongkok sangat dinanti khususnya dalam hal mediasi, sebagaimana dilakukan saat menormalisasi Arab Saudi dengan Iran," tuturnya.
Pada kesempatan itu, Peneliti Pusat Riset Politik BRIN Nostalgiawan Wahyudi juga memberikan analisis adanya tekanan AS dalam konflik Israel-Palestina. Menurutnya, AS dan sekutunya memberi dukungan besar kepada Israel dalam persenjataan dan politik. Sikap standar ganda Barat juga dilakukan terang-terangan.
Senada dengan itu, Direktur Sino-Nusantara Institute Ahmad Syaifudin Zuhri menyatakan bahwa sikap dukungan ke Israel oleh AS dan Barat bahkan dilakukan melalui NGO internasional yang mendapat sokongan dana Barat, seperti World Uyghur Congress (WUC).
Zuhri menyebut, WUC yang selama ini getol mengkampanyekan HAM etnik Uighur Xinjiang Tiongkok di seluruh dunia juga ironisnya secara terang-terangan mendukung Israel.
“WUC yang berpusat di Jerman, juga terang-terangan mendukung Israel," paparnya.
Mirisnya lagi, kata dia, dalam pernyataan resmi WUC pada 9 Oktober 2023 dikatakan bahwa WUC tidak menyinggung sama sekali korban Israel di Gaza, seperti dilansir dari unggahan Dolkun Isa, Presiden WUC, dalam akun twitter/X @Dolkun_Isa pada 10 Oktober lalu.
Statement WUC, sebagaimana disinggung Zuhri, juga diperkuat sikap Rushan Abbas dan Omer Kanat, aktivis Uyghur Human Right Program (UHRP) yang beberapa kali datang ke Indonesia dan Malaysia untuk berkampanye mencari dukungan organisasi dan kelompok Muslim untuk aktivitasnya.
Ia berharap bahwa tragedi kemanusiaan yang terjadi pada Israel-Palestina jangan sampai berkepanjangan. "Konflik kemanusiaan ini harus segera dihentikan dengan upaya bersama," tutupnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua