Nasional

Perkuat Ilmu Falak, Peserta Seminar Istinbath Hukum Islam Kunjungi Planetarium UIN Walisongo

Sabtu, 14 September 2024 | 17:00 WIB

Perkuat Ilmu Falak, Peserta Seminar Istinbath Hukum Islam Kunjungi Planetarium UIN Walisongo

Peserta Seminar Istinbath Hukum Islam dan Bahtsul Masail Metode Penetapan Awal Bulan Hijriah melakukan kunjungan ke Planetarium dan Observatorium Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang di Jalan Prof Hamka, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang Jawa Tengah, Jumat (13/9/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)

Semarang, NU Online

Peserta Seminar Istinbath Hukum Islam dan Bahtsul Masail Metode Penetapan Awal Bulan Hijriah melakukan kunjungan ke Planetarium dan Observatorium Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang di Jalan Prof Hamka, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang Jawa Tengah, Jumat (13/9/2024).


Kepala Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo Semarang, Ahmad Syifaul Anam mengatakan kesinambungan tema Bahtsul Masail dengan showroom di planetarium, bahwa penetapan awal bulan Hijriah sangat terkait dengan ilmu falak. Peserta belajar mengenali benda langit tentang bagaimana cara menentukan, mengidentifikasi dan mengetahui posisi hilal. 


"Peserta seminar mempelajari lokasi hilal mengenai seberapa kuat cahaya hilal, setebal apa dan setinggi apa posisinya," jelasnya kepada NU Online di sela-sela kegiatan.


Menurut Syifaul Anam, rukyatul hilal bukan persoalan sederhana. Harus ada pelatihan keterampilan secara khusus yang diadakan bersama-sama. Seusai seminar dan Bahtsul Masail, pada kunjungan ke planetarium, ditambahkan pengetahuan Ilmu Falak secara simulatif tentang aspek-aspek dasar ilmu tersebut.


"Seakan-akan peserta mengalami langsung jalan-jalan ke luar angkasa, sehingga punya pengalaman yang lebih experiencing jadi tidak hanya mengenal teori yang mengawang-awang," kata dia.


Berdasarkan data, ia mengungkapkan bahwa planetarium UIN Walisongo masuk daftar sebagai planetarium universitas terbesar ketiga di dunia yang fokus memberikan edukasi astronomi melalui metode entertainment kepada masyarakat.


Menurut Syifa, hal ini merupakan salah satu fungsi planetarium sebagai edutainment menjadi eduastrotaiment dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang antropologi secara entertainment. Ia menilai, masyarakat perlu mempelajari Ilmu Falak dikarenakan mempunyai urgensi sangat jelas.


"Masyarakat tidak hanya ikut-ikutan, tapi punya basis pengalaman yang nyata tentang bagaimana penentuan awal bulan. Minimal punya mazhab yang jelas," ujarnya.


Sementara itu, Lembaga Falakiyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan, Idham Haris mengatakan bahwa kunjungan ke Planetarium UIN Walisongo Semarang dijelaskan berbagai macam bintang, terlebih metode praktik rukyatul hilal. Menurutnya, memang selama praktik memerlukan kerja keras untuk mendapatkan citra hilal yang bagus.


"Memang seperti itu tadi. Mencari ba'da ijtima' sangat sulit, bisa mudah itu ketika H plusnya. Nyatanya seperti itu karena terhalang polusi-polusi," ucapnya.


Idham mengungkap, setiap bulan LF NU Pekalongan melaksanakan rukyatul hilal, kemudian dilaporkan tiga kali dalam setahun. Selepas di planetarium, ia merasa terbantu dengan penjelasan tentang Ilmu Falak secara gamblang.


"Sangat asik mendapatkan ilmu. Tadi kita benar-benar merasa seperti berjalan ke luar angkasa dan lebih detil. Rasa rasanya ingin mengajak teman-teman saya untuk berkunjung ke sini," pungkasnya.