Nasional

Pesan KH Abdullah Salam: Mencari Ilmu Itu Bukan untuk Mendapatkan Ijazah

Rabu, 1 Mei 2019 | 14:45 WIB

Jakarta, NU Online
Pengasuh Ngaji Ihya Ulil Abshar Abdalla atau Gus Ulil menceritakan, KH Abdullah Zein Salam selalu menekankan agar seorang pelajar berniat untuk dua hal –sebagaimana keterangan dalam kitab Ta’limul Muta’alim, yaitu mencari ridha Allah dan menghilangkan kebodohan. Pesan itu selalu disampaikan ketika KH Abdullah Zein Salam menjadi pembicara penutup dalam acara perpisahan (muwadda’ah) siswa-siswi Perguruan Islam Mathali’ul Falah (PIM) Kajen-Pati.

“Biasanya setelah itu, Mbah Dullah selalu menerangkan, mencari ilmu itu bukan untuk mendapatkan ijazah. Apalagi, beliau selalu menekankan, apalagi ijazah dari negara. Itu poin yang selalu ditekankan Mbah Dullah Salam,” kata Gus Ulil saat menjadi narasumber acara Haul ke-18 KH Abdullah Zein Salam di Masjid PTIQ, Jakarta, Rabu (1/5).

Ia menambahkan, KH Abdullah Zein Salam pernah menolak permintaan pemerintah agar PIM menerapkan kurikulum yang disusun Kementerian Agama. Akibatnya, proses belajar-mengajar di PIM sempat terhenti beberapa saat. Hal itu dilakukan KH Abdullah Zein Salam –yang saat itu menjabat sebagai Direktur PIM- untuk menghindari ‘tekanan’ dari pemerintah Orde Baru ketika itu. 

Prinsip KH Abdullah Zein Salam tersebut terus dijalankan PIM. Sehingga sampai saat ini, PIM tidak memperbolehkan siswa-siswinya untuk ikut ujian negara sehingga mereka tidak memiliki ijazah negeri. 

“Mungkin untuk anak-anak yang hidup saat ini, prinsip seperti ini agak terlalu aneh sebetulnya. Kenapa tidak boleh mengikuti ujian negara? Kenapa mencari ilmu pengetahuan tidak boleh untuk meraih ijazah? Kenapa mencari ilmu tidak boleh untuk mendapatkan pekerjaan?” jelasnya.

Padahal, lanjut Gus Ulil, mencari ilmu dan mencari pekerjaan seperti saat ini itu seperti dua sisi mata koin, tidak bisa dipisahkan. Akan tetapi, KH Abdullah Zein Salam mengajarkan muridnya untuk tidak belajar karena hal-hal yang bersifat duniawi.

Menurut Gus Ulil, prinsip yang dipegang teguh KH Abdullah Zein Salam tersebut sangat sesuai dengan perkembangan dunia saat ini. Mengingat, banyaknya lulusan perguruan tinggi yang menganggur. Oleh karenanya, jika seseorang mencari ilmu untuk mencari pekerjaan maka dijamin akan kecewa.

“Dalam situasi seperti ini, saya kemudian ingat dengan nasihat KH Abdullah Salam setiap bulan Ruwah (Sya’ban), saat muwadda’ah (perpisahan siswa PIM). Yaitu ‘Nak kalau kamu mencari ilmu maka jangan mencari ijazah. Orang yang percaya ijazah, berarti tidak percaya Allah. Tuhanmu itu Allah atau ijazah?’ Itu filosofinya Mbah Dullah. Dan menurut saya, filosofi itu relevan sekali,” kata alumni PIM ini dalam bahasa Jawa. 

Gus Ulil mengatakan, para kiai dulu tidak berpikir untuk melamar pekerjaan ketika mereka selesai belajar di pesantren. Malah, mereka menciptakan pekerjaan dan memberikan pekerjaan kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan tren yang terjadi di era digital seperti saat ini, dimana orang yang lulus studi tidak mencari pekeraan tapi mereka menciptakan pekerjaan itu sendiri. 

“Jan-jane kiai kita itu semangatnya milenial sekali. Yaitu mereka menciptakan pekerjaan dan memberikan pekerjaan kepada orang lain, bukan minta pekerjaan kepada orang lain,” ujarnya.

“Itulah ajarannya Mbah Dullah Salam. Sekarang saya sadar bahwa Mbah Dullah justru sebetulnya lebih milenial dari kita-kita,” lanjutnya.

Bagi Gus Ulil, KH Abdullah Zein Salam mengajarkan muridnya untuk bergantung hanya kepada Allah, bukan kepada orang lain. Sehingga orang yang mencari ilmu sudah semestinya berniat untuk mencari ridha Allah dan menghilangkan kebodohan, bukan untuk mendapatkan hal-hal duniawi.

"Itulah ilmu Ta'limul Muta'alim yang dengan konsisten sekali diajarkan, dipraktikkan. Saya melihat kehidupan kiai-kiai seperti Mbah Dullah Salam itu adalah visualisasi, penggambaran yang konkrit dari ilmu Ta'limul Muta'alim," pungkasnya. (Muchlishon)