Nasional

Poin-poin Utama Deklarasi KTT G20 Bali: dari Transformasi Digital hingga Perang Rusia-Ukraina

Kamis, 17 November 2022 | 15:00 WIB

Poin-poin Utama Deklarasi KTT G20 Bali: dari Transformasi Digital hingga Perang Rusia-Ukraina

Presiden Jokowi saat konferensi pers menyampaikan Deklarasi G20 Bali, Rabu (16/11/2022). (Foto: BPMI Setpres)

Jakarta, NU Online

Gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022 telah selesai. Pertemuan para pemimpin-pemimpin negara yang disebut Presiden Jokowi sebagai forum ekonomi, bukan forum politik itu menghasilkan Deklarasi Bali atau yang disebut G20 Bali Leader’s Declaration pada Rabu (16/11/2022).


Poin-poin utama deklarasi yang terdiri dari 52 paragraf di antaranya memuat tentang transformasi digital, arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan menyikapi perang Rusia-Ukraina yang hingga kini masih meletus.


Pada poin transformasi digital, KTT G20 menegaskan bahwa pandemi Covid-19 mempercepat transformasi ekosistem dan ekonomi digital. Dijelaskan juga dalam deklarasi setebal 1.186 halaman yang termuat dalam tautan dokumen PDF bahwa teknologi digital menjadi kunci pemulihan dan pemberdayaan di berbagai sektor.


Selain itu, kolaborasi antara BIS, CPMI, BISIH, IMF, dan Bank Dunia untuk pengembangan Central Bank Digital Currencies (CBDCs) disambut baik oleh seluruh delegasi G20.


Pada poin arsitektur kesehatan global, G20 Bali menyepakati dan menghasilkan Dana Pandemi (the Pandemi Fund) yang bertujuan memperkuat kesehatan global setelah didera pandemi Covid-19. Jumlah dana yang disepakati oleh donor saat ini adalah 1.4 miliar dollar AS dan didorong adanya donor yang lebih besar.


Dana pandemi tersebut diharapkan menjadi solusi negara-negara dalam hal pencegahan (prevention), kesiapan (preparedness), dan respons (response).


Pada poin transisi energi berkelanjutan, KTT G20 Bali menjelaskan bahwa dunia sedang mengalami volatilitas harga dan masalah pasokan energi. G20 juga menggarisbawahi urgensi untuk mendiversifikasi sistem energi dengan cepat, keamanan energi, dan menjaga stabilitas pasar.


KTT G20 juga menyepakati transisi dan aliran energi yang berkelanjutan, adil, terjangkau, serta inklusif harus dipercepat. Bali Compact dan the Bali Energy Transition Roadmap menjadi pedoman mencapai solusi masalah energi.


Pada poin menyikapi perang Rusia-Ukraina, KTT G20 Bali menyatakan bahwa perang memperburuk ekonomi global yang rapuh, menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, menganggu rantai pasokan, serta meningkatkan kerawanan energi dan pangan.


KTT G20 Bali juga menuntut Rusia untuk menarik seluruh pasukan agresi lengkap dari wilayah Ukraina demi menghentikan perang. Dalam perang Rusia-Ukraina, sistem hukum multilateral harus ditegakkan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas.


"Diskusi mengenai hal ini berlangsung sangat alot sekali dan akhirnya para pemimpin G20 menyepakati isi deklarasi, yaitu condemnation (kecaman) perang di Ukraina karena telah melanggar batas wilayah, melanggar integritas wilayah," kata Presiden Jokowi dalam konferensi pers, Rabu (16/11/2022) kemarin.


Selain poin-poin utama di atas, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI juga mengumumkan isi Deklarasi ini di situs resminya dalam bahasa Inggris.


Ada lima poin yang disampaikan langsung di laman situs, dan versi lengkap yang memuat 52 paragraf dan keterangan lain dengan total 1.186 halaman ada dalam tautan dokumen PDF.


Deklarasi Para Pemimpin G20 Bali

Bali, Indonesia, 15-16 November 2022

 
  1. Empat belas tahun yang lalu, para pemimpin G20 bertemu untuk pertama kalinya, menghadapi krisis keuangan yang paling parah selama generasi kita. Sebagai pihak ekonomi global yang besar, kami mengakui bahwa secara kolektif kami memikul tanggung jawab dan bahwa kerja sama kami diperlukan untuk pemulihan ekonomi global, untuk mengatasi tantangan global, dan meletakkan dasar yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan pertumbuhan inklusif. Kami menetapkan G20 sebagai forum utama untuk kerja sama ekonomi global, dan hari ini kami menegaskan kembali komitmen kami untuk bekerja sama saat sekali lagi kami membahas tantangan ekonomi global yang serius.
  2. Kami bertemu di Bali pada 15-16 November 2022, pada saat krisis multidimensi yang tak tertandingi berlangsung. Kita telah mengalami kehancuran akibat pandemi Covid-19, dan tantangan lainnya termasuk perubahan iklim, yang telah menyebabkan kelesuan ekonomi, meningkatnya kemiskinan, memperlambat pemulihan global, dan menghambat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
  3. Tahun ini, kita juga menyaksikan perang di Ukraina yang berdampak lebih buruk terhadap ekonomi global. Ada diskusi tentang masalah ini. Kami menegaskan kembali posisi nasional kami sebagaimana diungkapkan dalam forum lain, termasuk Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB, yang dalam Resolusi No. ES-11/1 tanggal 2 Maret 2022, sebagaimana diadopsi oleh suara mayoritas (141 suara setuju, 5 menentang, 35 abstain, 12 absen) sangat menyesalkan agresi Federasi Rusia terhadap Ukraina dan menuntut penarikan penuh dan tanpa syarat dari wilayah Ukraina. Sebagian besar anggota mengecam keras perang di Ukraina dan menekankan hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerentanan yang ada dalam ekonomi global - menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kerawanan energi dan pangan, dan meningkatkan risiko stabilitas keuangan. Ada pandangan lain dan penilaian berbeda terhadap situasi dan sanksi. Menyadari bahwa G20 bukanlah forum untuk menyelesaikan masalah keamanan, kami mengakui bahwa masalah keamanan dapat memiliki konsekuensi yang signifikan bagi ekonomi global.
  4. Sangat penting untuk menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral yang menjaga perdamaian dan stabilitas. Ini termasuk membela semua Tujuan dan Prinsip yang diabadikan dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mematuhi hukum humaniter internasional, termasuk perlindungan warga sipil dan infrastruktur dalam konflik bersenjata. Penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima. Penyelesaian konflik secara damai, upaya mengatasi krisis, serta diplomasi dan dialog, sangat penting. Zaman sekarang tidak boleh perang.
  5. Pada momen krisis ekonomi global saat ini, penting bagi G20 untuk melakukan tindakan nyata, tepat, cepat, dan perlu, menggunakan semua alat kebijakan yang tersedia, untuk mengatasi tantangan bersama, termasuk melalui kerja sama kebijakan makro internasional dan kolaborasi nyata. Dalam melakukannya, kami tetap berkomitmen untuk mendukung negara-negara berkembang, khususnya negara-negara berkembang dan pulau-pulau kecil yang kurang berkembang, dalam menanggapi tantangan-tantangan global ini dan mencapai SDGs. Sejalan dengan tema Kepresidenan G20 Indonesia- Pulih Bersama, Bangkit Lebih Kuat - kami akan mengambil tindakan terkoordinasi untuk memajukan agenda pemulihan global yang kuat, inklusif, dan tangguh serta pembangunan berkelanjutan yang menghasilkan lapangan kerja dan pertumbuhan.


Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Syakir NF