Mataram, NU Online
Rais 'Aam PBNU KH Ma'ruf Amin mendorong kaum pesantren untuk semakin percaya diri berperan tak hanya di level nasional tapi juga internasional. Menurutnya, dunia khususnya negara-negara Eropa kini sedang tertarik dengan karakter keberislaman di Nusantara.
Ia menyampaikan hal itu pada acara Malam Ramah Tamah Pemerintah Kota Mataram dengan Peserta Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2017, Rabu (22/11) malam.
Sebelumnya Kiai Ma'ruf bercerita tentang tamunya dari salah satu negara di Eropa yang mengaku penasaran dengan Islam Nusantara. Tamunya ini bahkan di kemudian hari membuat film tentang pesantren dan berjanji bakal diputar di seluruh negara di Eropa.
Orang-orang Barat, kata Kiai Ma'ruf sesungguhnya tidak keberatan dengan haditsnya umat Islam di tengah-tengah mereka. "Tapi mereka pengennya Islam yang ada di sana adalah Islam yang seperti Nahdlatul Ulama," tambahnya.
Ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini berpendapat, di antara faktor diterimanya Islam Nusantara oleh dunia adalah karakternya yang moderat dan toleran di tengah bangsa yang plural.
"Saya menyebutnya layyinah, santun. Banyak yang salah paham, bahwa NU itu lemah. Bukan. Yang benar adalah santun. Cara berdakwahnya tidak memaksa, harus suka rela," ujarnya.
"Jadi santri harus go internasional," ucapnya kemudian.
Ia mengatakan, pengamat luar negeri yang mencermati pesantren percaya bahwa Islam di Indonesia adalah pemimpin masa depan dunia. Apalagi, tambahnya, sesuai dengan gambar logonya NU didirikan memang untuk berkiprah dalam sekala dunia.
Hadir dalam kesempatan tersebut Wali Kota Mataram TGH Ahyar Abduh, Wakil Rais 'Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, Imam Besar Masjid Istiqlal yang Mustasyar PBNU KH Nasaruddin Umar, Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, dan para pejabat tingkat kecamatan dan kelurahan di Kota Mataram. (Mahbib)