Bandung, NU Online
Katib ‘Aam PBNU KH Yahya C. Staquf menegaskan masyarakat dunia berharap kepada NU agar turut andil dalam menyelesaikan persoalan-persoalan peradaban dunia saat ini. Mereka berharap demikian karena mengetahui track record (rekam jejak) NU sepanjang sejarah.
“Selama sekian puluh tahun terakhir, sepanjang sejarah, sekian puluh tahun terakhir, karena semuanya ada; mulai dari awal berdirinya NU sampai sekarang, track recordnya jelas, bahwa NU ini memang berjuang dengan cita-cita peradaban,” jelas kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu di ruangannya, di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (25/1).
Nah, lanjut Gus Yahya, maka sekarang persoalannya bagaimana NU berupaya mewujudkan harapan dunia ini.
“Jerman, Amerika, Belgia, Inggris, semuanya ekspresi harapan. Jepang, berharapa kepada NU. Bagaimana kita menjadikan harapan ini nyata, memenuhi harapan dunia ini, kita menyodorkan solusi dunia ini. Nah, dari mana solusi itu? Dari track record kita sendiri. Jadi, enggak usah ngarang. Tidak usah mencari-cari dalil baru. Sudah ada semua. Cuma kalian sendiri tak mau baca.”
NU harus mengingat pidato Rais ‘Aam PBNU 1984-1991 KH Ahmad Shiddiq di Situbondo tentang ukhwan insaniyah (persaudaraan sesama umat manusia), ukhwah wathoniyah (persaudaraan sesama warga negara), ukhwah islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam). Harus diingat pula khittah NU, Mukadimah UUD 1945.
“Sekarang mau nyari dalil sendiri, mau dilurus-luruskan supaya gimana caranya sama dengan KH Hasyim Asy’ari. Tidak begitu caranya. Caranya adalah melihat perjalanan NU dari seluruh perjalanan, tidak hanya dari KH Hasyim Asy’ari,” jelasnya. “Pulang dari Timur Tengah, terus qaulnya KH Ahmad Shiddiq tak dipakai, qaulnya kiai Ali Ma’shum tidak dipakai, gimana ceritanya itu. Enak saja, dianggap tidak mu’tabar, dikiranya dia saja yang ngaji, orang yang dulu-dulu tidak ngaji apa atau gimana?” lanjutnya. (Abdullah Alawi)