Rektor UIN Surabaya Bangga dengan Tema Muktamar
Selasa, 17 Maret 2015 | 04:01 WIB
Surabaya, NU Online
Secara terbuka, Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UIN SA) Surabaya Prof Abdul A'la menyatakan salut atas dipilihnya "Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia" sebagai tema pada Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama.
<>
"Saya sangat senang dengan digunakannya Islam Nusantara sebagai tema muktamar kali ini," katanya saat dihubungi NU Online, Senin (16/3).
Dalam pandangannya, momentum penggunaan tema tersebut juga sangat tepat karena mulai banyak ditemukan sejumlah warga negara terutama umat Islam yang dengan mudah terpengaruh Islam dari luar Indonesia.
"Mereka terpengaruh dengan radikalisme dan semacamnya," ungkap Prof A'la. Padahal, Islam Nusantara telah teruji mulai dari sebelum kemerdekaan hingga saat ini dalam memberikan dasar keberagamaan selain otentik, juga transformatif. Bukan hanya membentuk watak, tapi juga pemikiran.
Fakta membuktikan betapa cemerlangnya pemikiran KH Hasyim Asy'ari, KH KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Wahid Hasyim, Gus Dur, dan lain-lain ketika mebincang tema-tema keagamaan dan kebangsaan, "Pemikiran para pendahulu NU betul-betul sangat enlightening atau mencerahkan," tandas pria kelahiran Sumenep Madura ini.
Apalagi sejumlah kegiatan yang mengiringi pelaksanaan muktamar juga beragam. "Di samping tema yang diusung kali ini sangat pas, juga diimbangi dengan kegiatan akademis dan spiritual. Dan hal seperti inilah yang sangat diperlukan saat ini," ungkapnya.
"Saya melihat NU saat ini sangat modern dalam artian menjanjikan namun tetap menjaga tradisi lama yang baik. Benar-benar mengejawantahkan al-muhafadhah ala qadhim as-shalih wal akhdu bil jadidil ashlah," katanya saat ditanya capaian NU saat ini.
Namun demikian hal tersebut tinggal bagaimana memperkuat menejemen dan mewariskan kepada generasi muda. "Karena merekalah yang akan menjadi pemimpin negeri ini agar tidak kehilangan identitas," terangnya. Dengan demikian NU bangga dengan NU-nya, juga bangga dengan Indonesia-nya, lanjutnya.
Tugas besar yang diemban NU saat ini adalah membumikan dan melestarikan Islam Nusantara. Juga pemberdayaan ekonomi warga NU, khususnya mereka yang berada di pesedaan. "Jumlah warga NU besar, namun ada sebagian dari mereka yang hidup memprihatinkan," terangnya. Belum lagi masalah pendidikan, dimana tidak sedikit dari nahdliyin belum merasakan pendidikan yang relatif memadai.
"Saat ini kita tidak menutup mata banyaknya intelektual muda NU yang tidak hanya di tataran nasional mereka berkibar, juga internasional. Akan tetapi dibandingkan dengan warga nahdliyin yang besar, rasanya sangat perlu adanya penguatan dalam hal pendidikan," katanya. Kita berharap, warga NU sudah bisa merasakan pendidikan di perguruan tinggi dengan keNU-an yang cukup kuat, kebangsaan yang juga kuat dan tentunya keilmuan yang memadai, lanjutnya menyudahi perbincangan. (Syaifullah/Mahbib)
Terpopuler
1
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
2
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
3
Jejak Jejaring Santri dan Kiai di Sukunsari
4
Kitab Peretas Kerumitan Ushul Fiqh
5
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 62: Keyakinan Ahli Kitab dan Shabi'in
6
Hasil Mudzakarah Haji: Hasil Investasi Boleh Biayai Jamaah Lain, Dam Bisa Disembelih di Tanah Air
Terkini
Lihat Semua