Jakarta, NU Online
Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat NU Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menggelar pelantikan pengurus dengan tajuk Perempuan Sehat, Keluarga Kuat, Indonesia Hebat di Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta.
Ketua PW Fatayat NU DIY, Maryam Fithriati mengungkapkan bahwa pengukuhan tersebut merupakan gerbang awal penguatan basis dan peningkatan mutu organisasi.
“Meneruskan semangat perjuangan kepengurusan sebelumnya, PW Fatayat NU DIY masa khidmat 2022-2027 ingin menguatkan sumbangsih organisasi untuk penguatan basis,” kata Maryam dalam keterangan yang diterima NU Online, Selasa (2/8/2022).
Selain itu, ia juga berharap agar pihaknya bisa terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, utamanya lembaga NU lainnya, untuk mendukung kegiatan PW Fatayat NU DIY.
“PW Fatayat NU DIY juga ingin meningkatkan layanan untuk komunitas (terutama dalam isu-isu perempuan, anak dan keluarga), kemitraan dengan berbagai organisasi internal NU dan eksternal jamiyyah, termasuk dengan unsur pemerintahan daerah,” ungkap Maryam.
Ia meyakini, Fatayat NU DIY memiliki modal, tradisi, dan praktik budaya yang dapat membangun pondasi moderatisme beragama. Ia menilai, hal itu akan sangat menentukan wajah hubungan agama dan negara di Indonesia secara umum.
Ia juga menambahkan, semangat berorganisasi sedang tumbuh sangat subur di DIY dengan cerita-cerita inspiratif dari bawah, seperti penggalangan koin NU dan perbaikan layanan untuk jamaah.
“Kami bangga perempuan IPPNU, Fatayat dan Muslimat membentuk separuh dari NU. Kader-kader perempuan NU sudah dan selalu siap menyokong kemajuan jamiyyah," kata Maryam.
Dengan banyaknya kader yang bekerja merajut simpul-simpul peradaban mulai dari tingkat basis, ia mengatakan bahwa PW Fatayat NU DIY siap bahu-membahu dengan semua unsur NU.
"Termasuk mengelola koin NU agar semakin berperspektif gender dan mendatangkan maslahah yang semakin besar,” jabar Maryam.
Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIY, KH Zuhdi Muhdlor mengatakan bahwa peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam organisasi merupakan modal utama dalam membangun gerakan yang komprehensif.
“3 kapasitas utama yang harus dimiliki ialah pertama, kapasitas keagamaan yang diikuti dengan pemahaman terhadap NU,” ujarnya.
Kedua, menurut dia, ialah kapasitas intelektualitas. Kapasitas itu bisa terimplementasikan dari efektivitas kerja. “Kapasitas ketiga ialah kapasitas sosial dan kemanusiaan. Fatayat tidak boleh merem terhadap problem sosial,” imbuhnya.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua