Kota Banjar, NU Online
Sejumlah program strategis Nahdlatul Ulama dirumuskan dalam komisi program Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2019. Program strategis seperti pendidikan, kesehatan, kaderisasi, hingga metode dakwah di era digital dirumuskan dengan seksama sejak Rabu, (28/2) pagi hingga sore hari.
Puluhan musyawirin (orang yang bermusyawarah) yang sejak tadi terlibat dalam pembahasan terdiri dari pengurus NU tingkat pusat (BNU), tingkat wilayah (PWNU), akademisi dan praktisi yang terkait dengan pembahasan. Musyawarah semakin semarak dengan kehadiran mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh yang merupakan salah satu pejabat PBNU.
Musyawarah diawali dengan paparan M Nuh tentang grand strategy (strategi besar) yang perlu disiapkan oleh NU sebagai sebuah organisasi dalam rangka menghadapi ulang tahun ke-100 pada tahun 2026 nanti.
Lepas paparan tersebut, para musyawirin memberikan masukan seputar isu pendidikan di kalangan NU. Seperti contoh menjadikan materi aswaja sebagai muatan wajib di berbagai level pendidikan. Atau upaya mengintegrasikan materi agama dan sains, misalnya faraid zakat dan matematika. Menyusun peta jalan pendidikan NU menuju satu abad.
Setelah zuhur diskusi dilanjutkan dengan membahas masalah kesehatan dengan menghadirkan lembaga yang bergerak di sektor tersebut, misalnya dari asosiasi rumah sakit NU, Perhimpunan Dokter NU, lalu dilanjut dengan pemaparan LazisNU dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim.
Pada sore hari sidang komisi dilanjutkan dengan pembahasan kaderisasi dan dakwah di sosial media. Terdapat sejumlah rekomendasi yang lahir dari sesi ini antara lain; mendorong literasi media di kalangan NU, mensinergikan media-media online di lingkungan NU, meningkatkan kualitas produksi konten serta memaksimalkan diseminasi informasi kerja lembaga dan badan otonom. (Ahmad Rozali)