Shahnaz Haque Ngaji ke Kiai NU tentang Kehidupan Setelah Mati
Jumat, 12 Maret 2021 | 13:30 WIB
Aru Lego Triono
Kontributor
Jakarta, NU Online
Artis sekaligus presenter Shahnaz Natashya Haque berkesempatan mengaji kepada Wakil Katib Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH Taufik Damas. Pada kesempatan itu, Shahnaz banyak bertanya tentang kehidupan manusia setelah mati.
Sebelum bertanya kepada Kiai Taufik Damas, Shahnaz menjelaskan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk spiritual yang sedang belajar. Sebab mulanya tidak ada kemudian diadakan menjadi manusia. Sebagai manusia, mesti merasa harus pandai mensyukuri keberadaannya di dunia.
“Karena Allah tidak menyuruh kita jadi hewan, batu, bahkan jadi malaikat. Kita manusia. Artinya, kan segala sesuatu baliknya ke niat. Koreksi saya kalau salah. Maka Rasulullah juga sudah bilang bahwa orang yang cerdas adalah yang paling banyak mengingat kematian,” ujar Shahnaz, diamini Kiai Taufik dalam tayangan galawicara bertajuk ‘Artis Bertanya Kiai Menjawab’ di TV NU, pada Kamis (11/3) malam.
Di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai seperti sekarang ini, ia merasa diingatkan tentang spiritualitasnya sebagai makhluk yang ditugaskan sebagai manusia. Untuk itulah, Shahnaz ingin mengetahui dan belajar lebih banyak tentang kehidupan setelah di dunia.
“Pertanyaan saya adalah kehidupan sesudah ini. Intinya begini, ibuku sudah tidak ada, ayah sudah tidak ada, tapi sudah lama karena sakit. Kemudian beberapa keluarga inti pun sudah meninggal, di saat pandemi banyak sekali teman-teman saya yang meninggal. Ini sudah sunnatullah bahwa pandemi ini ada,” ujar Shahnaz.
“Jadi artinya ini, kan kalau kita ke makam (berziarah kepada orang) yang sudah meninggal, (mereka) tahu nggak kita datang?” tanya Shahnaz kepada Kiai Taufik.
Menanggapi uraian dan pertanyaan itu, Kiai Taufik menjelaskan bahwa semua orang pasti mati karena itu adalah takdir yang tidak bisa diubah. Ia lantas mengutip Al-Qur'an, surat Al-Ahzab ayat 62 yakni wa lan tajida lisunnatillahi tabdila.
“Sunnatullah itu tidak akan pernah berubah. Maka sebetulnya sebagai orang beriman kita itu tidak perlu takut mati. Karena mati itu sesuatu yang pasti. Justru yang perlu kita khawatirkan adalah sesuatu yang tidak pasti seperti masa depan anak yang harus dididik supaya menjadi orang-orang yang baik dan bermanfaat,” jelasnya.
Berkenaan dengan pertanyaan Shahnaz tentang apakah ketika seseorang menziarahi kuburan, orang yang sudah meninggal dunia itu tahu dan bisa mendengar ucapan di dunia, Kiai Taufik membenarkan hal tersebut. Sebab di dalam Islam, diajarkan ketika masuk ke pemakaman agar mengucapkan salam.
“Assalamua’alaikum ya ahlal qubur wa nahnu insyaallahu bikumul-lahiqun. Salam sejahtera untuk kalian wahai ahli kubur dan kami insyaallah akan menyusul kalian. Kalau ajaran seperti itu nggak mungkin kalau ahli kubur tidak mendengar kita memberikan salam. Logikanya (seperti itu),” tutur Kiai Taufik.
Kemudian ia menjelaskan bermacam-macam alam setelah meninggal dunia. Ketika wafat, seseorang akan berada di alam barzah yakni alam transit sebelum memasuki alam yang lain. Selain barzah, ada hisab, padang mahsyar, dan shirath (jembatan). Terakhir, manusia akan ditempatkan di surga atau neraka.
Kiai Taufik menjelaskan bahwa orang-orang yang selama hidupnya berlaku baik akan bercengkerama kepada sesama orang baik. Pendapat ini dikutip Kiai Taufik Damas dari Kitab Ar-Ruh karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah.
“Mereka itu yang memang ketika hidupnya baik, mereka bercengkerama dengan orang-orang atau ruh-ruh yang baik. Tapi kalau orang itu di dunia itu tidak baik, mereka tidak mengenal satu sama lain karena sibuk dengan menghadapi ketidaknyamanan yang mereka terima, akibat dari perbuatan yang pernah mereka lakukan. Jadi memang sebab-akibat itu baik,” jelasnya.
Selanjutnya, ia menerangkan bahwa barzah, padang mahsyar, shirath, hingga surga dan neraka itu disebut gaib. Gaib adalah sesuatu atau alam yang tidak pernah dilihat, didengar, diraba, dan bahkan tidak sama dengan yang dibayangkan manusia.
“Tapi itu ada. Kita yakin adanya karena yang memberikan informasi itu adalah Allah dan Rasulullah. Inilah orang beriman. Tanda orang bertakwa itu adalah alladzina yu’minuna bil ghaib, yaitu orang-orang yang percaya pada yang gaib. Alam gaib itu akan dirasakan setelah hidup kita ini. Setelah kita mati, kita akan berhadapan dengan itu,” tutur Kiai Taufik.
“Nah, mereka yang berada di alam barzah, jangankan kita berkunjung ke kuburannya, kita mengirimkan yasin, al-fatihah, ayat kursi, al-baqarah, kalau digabung menjadi tahlilan, itu mereka menerima limpahan pahala. Maka kita sebagai anak shaleh harus melakukan itu, minimal setiap bakda shalat,” katanya.
Namun, kata Kiai Taufik, hal terpenting untuk berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal adalah menjaga hubungan baik dengan orang-orang yang mereka cintai. Ia menerangkan, ada orang yang meninggal dunia dan ketika mendapat kiriman doa dari anak-anaknya merasa berbahagia tapi kemudian meneteskan air mata.
“Karena ditanya kenapa setelah mendapat kiriman doa, tadi bahagia sekarang meneteskan air mata? Iya, memang anak-cucu saya rajin kirim doa, tapi mereka nggak akur dengan saudara-saudaranya. Mereka sedih. Karena kita yang masih hidup saja melihat (anak-anak) saling berkelahi, kita sedih. Begitu pula orang tua kita yang sudah meninggal dunia,” pungkas Kiai Taufik.
Galawicara bertajuk Artis Bertanya Kiai Menjawab ini merupakan program terbaru media resmi PBNU di platform youtube, TV NU. Dalam acara ini, akan dihadirkan bintang tamu dari kalangan artis untuk bertanya seputar masalah keagamaan dan bakal langsung dijawab oleh Kiai Taufik Damas.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua