Nasional

Soal Tambang Wadas Purworejo, PBNU Sayangkan Adanya Bentrokan

Senin, 26 April 2021 | 09:45 WIB

Soal Tambang Wadas Purworejo, PBNU Sayangkan Adanya Bentrokan

Sekjen PBNU, HA Helmy Faishal Zaini. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyayangkan terjadinya peristiwa bentrokan antara polisi dan masyarakat di Tambang Batu Andesit, Wadas, Purworejo, Jawa Tengah. Terlebih hal ini terjadi di bulan Ramadhan. Karenanya, PBNU meminta aparat keamanan untuk dapat lebih arif dan bijak dalam bertugas.


“Kami menyayangkan terjadinya bentrokan apalagi di tengah bulan suci Ramadhan ini. Kita mohon aparat keamanan untuk lebih berhati-hati dan lebih bijaksana, lebih arif untuk menjaga tidak terjadi bentrok fisik,” kata Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini kepada NU Online di gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Senin (26/4).


Helmy juga meminta kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk turut melibatkan diri menengahi konflik tersebut agar dapat selesai dengan baik. “Kami juga meminta kepada Gubernur Jawa Tengah Pak Ganjar untuk turun tangan memediasi agar masalah ini bisa selesai,” lanjutnya.


Ia menyampaikan bahwa pemerintah perlu mendengar aspirasi dari masyarakat dan ahli. Ia mendapat informasi terkait wacana agar tambang tersebut dialihkan ke tempat lain mengingat jika tetap dilakukan di tempat yang sama akan menimbulkan longsor dan menimbulkan masalah di sumber mata air.


“Aspirasi seperti ini harus dipelajari pemerintah untuk bersama-sama dicarikan solusi yang terbaik,” ujarnya.


Selain itu, ia juga memohon kepada masyarakat dan semua pihak agar dapat menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan benturan fisik di bawah. Ia berharap dapat ditemukan satu solusi yang terbaik bagi semua pihak.


“Kepada semua pihak, untuk menahan diri. Kita harapkan masalah ini segera dicarikan solusinya, win-win solution,” harap Helmy.


Helmy menyampaikan bahwa PBNU telah menugaskan Ketua Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBH) PBNU Ahmad Royandi untuk turut mengadvokasi, membangun dialog, dan memediasi konflik itu.

 

“Royandi sejak kemarin sudah berada di sana, di Wadas untuk mencari jalan terbaik, solusi, membangun dialog agar tidak terjadi salah paham,” terangnya.


Pihaknya menegaskan bahwa PBNU terus mempelajari dan sudah bekerja untuk membantu mengatasi problematika itu. “Terus kita pantau perkembangannya,” pungkasnya.


Sebagaimana diketahui, warga desa setempat menolak adanya penambangan batu andesit. Pasalnya, hal tersebut berpotensi merusak 27 sumber mata air yang menjadi sumber pengairan sawah mereka.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad