Nasional

Soal Visi Pendidikan Jokowi, PBNU: Tingkatkan Pendidikan Vokasi Kemaritiman

Senin, 15 Juli 2019 | 21:00 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama H Hanief Saha Ghafur menyatakan agar pemerintah meningkatkan pendidikan vokasi kemaritiman. Sebab menurutnya, Indonesia memiliki sumber daya laut yang jauh lebih besar daripada sumber daya yang ada di darat. Selain itu, hingga kini, pendayagunaan terhadap laut Indonesia belum optimal.

"Kita perlu tingkatkan pendidikan vokasi kemaritiman karena ilmu kita selama ini belum mampu untuk mendayagunakan potensi laut secara optimal. Pendidikan tinggi di Indonesia belum mampu mengoptimalkannya. Hasil laut kita ini sudah sering dicolong oleh orang-orang luar (karena memiliki ilmunya," kata Hanief di Gedung PBNU,  Jakarta Pusat, Senin (15/7), merespons pidato visi Indonesia oleh presiden terpilih Joko Widodo yang menyatakan akan meningkatkan pendidikan vokasi.

Ia menyatakan, di dalam perairan yang mencakup sebagian besar wilayahnya, Indonesia  memiliki potensi kelautan yang melimpah. Selama ini baru potensi perikanan yang banyak menjadi perhatian dan sasarannya karena dekat dengan permukaan laut dan pantai. Sementara sumber daya alam yang berada di dasar laut, seperti tambang dan gas bumi belum mampu didayagunakan.

"Sebenarnya laut kita itu emas, tambang ada di situ. Tambang yang lepas pantai itu masih pihak-pihak luar yang mampu mengeksploitasi," ucap pria yang juga akademisi Universitas Indonesia itu.

Begitu juga dengan minyak yang dinilainya belum bisa dimaksimalkan oleh Indonesia. Ia menyatakan bahwa dulu, Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi anggota dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC). 

Namun, sambungnya, kini Indonesia tidak lagi masuk dalam organisasi tersebut karena pada 2008, Indonesia memutuskan untuk non-aktif dari OPEC. Saat itu, Indonesia memilih keluar dari keanggotaan OPEC lantaran sudah menjadi negara pengimpor minyak, tidak lagi sebagai pengekspor seperti tahun-tahun sebelumnya.Kita gak mampu mengelola padahal  minyak kita melimpah," ucapnya.

Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan pada 2018 merilis data baru kewilayahan laut Indonesia dengan perincian sebagai berikut: luas perairan pedalaman dan perairan kepulauan Indonesia adalah 3.110.000 km2; Luas laut teritorial Indonesia adalah 290.000 km2; Luas zona tambahan Indonesia adalah 270.000 km2; Luas zona ekonomi eksklusif Indonesia adalah 3.000.000 km2; Luas landas kontinen Indonesia adalah 2.800.000 km2; Luas total perairan Indonesia adalah 6.400.000 km2; Luas NKRI (darat + perairan) adalah 8.300.000 km2; Panjang garis pantai Indonesia adalah 108.000 km; Jumlah pulau di Indonesia kurang lebih 17.504, dan yang sudah dibakukan dan disubmisi ke PBB adalah sejumlah 16.056 pulau. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)