Nasional

Tata Cara dan Bacaan Shalat Witir Lengkap dengan Niat dan Doa​​​​​​​

Rabu, 22 Maret 2023 | 11:00 WIB

Tata Cara dan Bacaan Shalat Witir Lengkap dengan Niat dan Doa​​​​​​​

Ilustrasi shalat witir. (Foto: NU Online/Envato-Freepik)

Jakarta, NU Online

Shalat witir merupakan salah satu shalat sunnah yang sering dikerjakan oleh Rasulullah saw. Apalagi setiap bulan Ramadhan, shalat ini selalu dilakukan setelah shalat tarawih, walaupun sebenarnya bisa dilakukan di luar bulan Ramadhan.


Terkait anjuran tiga rakaat pada shalat witir, Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith dalam kitab Taqrirat as-Sadidah menjelaskan bahwa jumlah rakaat paling sedikit dalam shalat witir adalah satu rakaat. Hanya saja, makruh hukumnya jika hal ini dilakukan secara terus-menerus tanpa disertai dengan adanya udzur. 


“Melakukan shalat witir dengan jumlah tiga rakaat lebih baik dari satu rakaat, sedangkan paling sempurna adalah dilakukan sampai sebelas rakaat,” demikian ditulis Habib Zain Ibrahim bin Sumaith dalam kitabTaqriratus Sadidah, halaman 281-282, sebagaimana dilansir NU Online.


Anjuran bacaan surat shalat witir

Adapun bacaan-bacaan surat ketika melakukan shalat witir adalah sebagai berikut: 

  1. Jika shalatnya satu rakaat maka bacaan surat yang dianjurkan adalah membaca surat al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas setelah membaca surat al-Fatihah. 
  2. Jika shalatnya tiga rakaat maka bacaan surat yang dianjurkan adalah membaca surat al-A’la pada rakaat pertama, membaca surat Al-Kafirun pada rakaat kedua, dan membaca surat al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas pada rakaat yang ketiga.

Tata cara shalat witir

 
  1. Niat shalat witir sebagaimana dalam tautan berikut.
  2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram
  3. Membaca surat Al-Fatihah dan dilanjut surat Al-A'laa
  4. Rukuk
  5. I’tidal
  6. Sujud pertama
  7. Duduk di antara dua sujud
  8. Sujud kedua
  9. Berdiri dan masuk rakaat kedua
  10. Membaca surat Al-Fatihah dan dilanjut surat Al-Kafirun
  11. Rukuk
  12. I’tidal Sujud pertama
  13. Duduk di antara dua sujud
  14. Sujud kedua
  15. Berdiri dan masuk rakaat ketiga
  16. Membaca surat Al-Fatihah dan dilanjut surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas
  17. Rukuk
  18. İ’tidal
  19. Sujud pertama
  20. Duduk di antara dua sujud
  21. Sujud kedua
  22. Duduk tasyahud akhir
  23. Salam. Setelah salam terakhir ini dilanjutkan dengan membaca doa.

Doa setelah shalat witir

Setelah melakukan shalat witir dianjurkan untuk membaca dzikir berikut:   

‎سُبْحَانَ المَلِكِ القُدُّوسِ   

Subhanal Malikil Quddus

Artinya, “Mahasuci Allah Dzat Yang Maha Merajai dan Yang Maha Esa.”   


Bacaan dzikir di atas dibaca sebanyak 3x, dan pada bacaannya yang ketiga dianjurkan untuk lebih mengeraskan suaranya melebihi bacaan pertama dan kedua. Setelah itu, dilanjut dengan membaca doa berikut:   


‎سُبْحَانَ المَلِكِ القُدُّوْسِ رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ، جَلَّلْتَ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضِ بِالعَظَمَةِ وَالْجَبَرُوْتِ، وَتَعَزَّزْتَ بِالْقُدْرَةِ، وَقَهَّرْتَ الْعِبَادَ بِالْمَوْتِ. اَللّٰهُمَّ إنِّيْ أَعُوذُ بِرِضَـاكَ مِنْ سُخْطِكَ بِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم (وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ)   


Artinya, “Mahasuci Allah Penguasa Yang Kudus, Tuhan para malaikat dan Jibril. Engkau penuhi langit dan bumi dengan kemuliaan dan keperkasaan-Mu. Engkau memiliki keperkasaan dengan kekuasaan-Mu, dan Engkau tundukkan hamba-Mu dengan kematian. “Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan-Mu, aku berlindung dengan maaf-Mu dari siksaan-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari-Mu, aku tidak bisa menyebut semua pujian untuk-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri. Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan terkutuk dari tiupan dan bisikannya, dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”   


Setelah membaca doa di atas, kemudian dilanjutkan dengan membaca bacaan berikut, dan paling baik dibaca sampai 40 x bacaan,


‎ يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ لَاإِلٰهَ اِلَّا أَنْتَ سُبْحَــانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ   


Artinya, “Wahai Dzat Yang Mahahidup dan berdiri sendiri, tiada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”   


Setelah itu, kemudian diakhiri dengan membaca ayat berikut:   


‎فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذٰلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ 


Artinya, “Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedudukan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman,” dinukil dari Taqriratus Sadidah, halaman 287 karya Habib Zain bin Sumaith. 


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Syakir NF