Obituari

Hujan Deras Iringi Jenazah KH Hanif Muslih ke Peristirahatan Terakhir

Jumat, 11 Desember 2020 | 13:30 WIB

Hujan Deras Iringi Jenazah KH Hanif Muslih ke Peristirahatan Terakhir

Makam Kiai Hanif Muslih di komplek Pesantren futuhiyyah Mranggen, Demak (Foto: NU Online/Rifqi Hidayat)

Demak, NU Online 

Pemakaman jenazah almarhum Pengasuh Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak, Jawa Tengah sempat diwarnai hujan yang cukup deras. Namun saat jenazah dibawa di komplek area pemakaman di lingkungan pesantren hujan berhenti.

 

"Pas dimakamkan hujan reda," Kata salah satu santri Futuhiyyah Samsul Huda, Kamis (10/12) malam.

 

Masyarakat terus berdatangan untuk memberikan penghormatan berpulangnya Pengasuh Pesantren Futuhiyyah KH Muhammad Hanif Muslih. Suasana tak jauh beda di kompleks pemakaman, terlihat para peziarah mengiringi jemasah Kiai Hanif menuju tempat peristirahatannya. 

 

Usai pemakaman, rombongan pelayat tak nampak surut. Bahkan, hingga tengah malam masih banyak yang datang silih berganti memasuki kompleks makam keluarga Pesantren Futuhiyyah untuk menyalati dan membacakan doa.

 

Almarhum KH Hanif Muslih (Foto: Dok Keluarga)

 

KH Muhammad Hanif Muslih lahir di Demak, 12 Desember 1955 dan wafat pada 10 Desember 2020. Mursyid Thariqah Qadiriyah wan Naqsabandiyah ini merupakan anak keempat dari sebelas bersaudara, putra pasangan KH Muslih Abdurrahman dan Nyai Hj Marfu’ah. Kiai Hanif dikenal sebagai pribadi yang penyabar dan telaten dalam mendidik putra-pitri maupun santri. 

 

"Abah niku tiyang sabar. Mboten nate, jarang duko (Abah itu orang yang sabar. Hampir tidak pernah marah-red)," kata salah satu santri Dliya'uddin Alhafidz.

 

KH Muhammad Hanif Muslih menikah dengan Hj Fashihah Ali. Dari pernikahannya, Kiai Hanif dikaruniai seorang putri yang diberi nama Milla Hasna, dan tiga orang putra, yakni Ahmad Faizurrahman, Muhammad Husni Faruq, Muhammad Aufa Watsiq. 

 

Baca juga:

 

Seperti di wartakan NU Online, Kabar meninggalnya kiai Hanif yang juga Mursyid Thariqah Qodiriyah wa Naqsabandiyah diketahui melalui pesan singkat di grup WA alumni Futuhiyyah yang diunggah salah satu putranya Gus Faiz siang ini, pukul 13.50 wib. 

 

"Abah sedo, pukul 13.50," demikian pesan singkat Gus Faiz.

 

Informasi duka cita ini dalam sekejap meluas melalui pesan berantai di kalangan nahdliyin, santri Thariqah Qodiriyyah Naqsabandiyah, para pengasuh pesantren, dan alumni Pesantren Futuhiyyah yang tersebar di seluruh penjuru nusantara.

 

Wakil Ketua Pengurus Pusar Ikatan Alumni Futuhiyyah Mranggen Demak, H Agus Fathuddin Yusuf mengatakan, dalam enam bulan terakhir dirinya sering berkomunikasi dengan almarhum Kiai Hanif.

 

"Bersama beberapa teman alumni Futuhiyyah kami mendapat amanat dari beliau untuk menulis manaqib almarhum KH Muslih Mranggen yang tak lain adalah abah almarhum yang kapundut tahun 1981 di Makkah Saudi Arabia," kata Agus kepada NU Online di Semarang.


Kontributor: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Abdul Muiz