Klaten, NU Online
Innaa lillahi wa innaa ilaihi rajiun. Warga Nahdlatul Ulama, khususnya di Klaten Jawa Tengah tengah berduka. Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Bayat KH Mawardi, meninggal dunia, Senin (19/8) pukul 11.00 WIB.
Tokoh Pagar Nusa Kabupaten Klaten Iman Widodo menuturkan, Kiai Mawardi, semasa hidupnya dikenal sebagai salah satu tokoh terkemuka di kalangan kiai NU Klaten.
“Mbah Mawardi merupakan salah satu tokoh sesepuh, khususnya di Kecamatan Bayat, yang menjadi rujukan serta sering dimintai berkah dari doa beliau,” terang Gus Iman kepada NU Online.
Belum lama ini, tutur Gus Iman, Kiai Mawardi juga memberikan pesan kepadanya, yang ternyata menjadi semacam pesan tersirat, yakni pada saat penyelenggaraan Konferensi MWCNU Bayat. Mbah Mawardi yang diminta oleh para peserta konferensi untuk kembali menjadi Rais Syuriyah, tapi beliau menolak karena ingin istirahat dan ingin adanya regenerasi.
Namun, keputusan dari Ahlul halli wal Aqdi tetap memutuskan beliau menjadi Rais Syuriyah. “Kemudian Mbah Iman berpesan: aku gelem, syarate Gus Iman kudu gelem nggotong aku (saya bersedia, dengan syarat Gus Iman mau menggotong), dan tidak dinyana ternyata pada sore ini saya menggotong (jenazah) beliau,” tutur Gus Iman mengisahkan kembali ucapan Kiai Mawardi.
Wafatnya Kiai Mawardi ini meninggalkan duka yang mendalam, serta kehilangan sosok alim nan bersahaja. “Saat ini, kita telah kehilangan tokoh yang sabar dalam membina jamaah, semangat dalam berdakwah dan berorganisasi. Beliau tetap hadir apabila mengisi pengajian, meskipun masih dalam keadaan sakit,” lanjut Gus Iman.
Jenazah Kiai Mawardi dimakamkan di makam Kalipapah, Paseban, Bayat. Lahul Fatihah.
Kontributor: Ajie Najmuddin
Editor: Muiz