Kabar Duka, Kiai Syufaat Pendiri Pagar Nusa Kota Semarang Tutup Usia
Kamis, 25 Maret 2021 | 12:35 WIB
Abah Hendro pernah menjadi Ketua Pimpinan Cabang PSNU Pagar Nusa Kota Semarang tahun 1998-2011. Almarhum adalah pendekar yang suka berpenampilan gondrong, mengikuti gurunya, yaitu KH Maksum Jauhari (Gus Maksum) Kediri. Hanya ketika haji, tahun 2017 ia memangkas rambutnya. (Foto: dok istimewa)
Mohammad Ichwan
Kontributor
Semarang, NU Online
Innalillahi wainna ilaihi rajiun.
Kabar duka datang dari keluarga Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa Kota Semarang, Jawa Tengah. Pendiri Pagar Nusa Kota Semarang, Kiai Syufaat atau akrab dipanggil Abah Hendro Syufaat meninggal dunia Kamis, (25/3) pukul 18.00 WIB di Rumah Sakit Tugurejo Semarang.
Almarhum meninggal karena mengalami sakit darah tinggi dan stroke sejak empat hari lalu. Jenazah almarhum akan dimakamkan di TPU Krapyak, Semarang Barat, dekat rumah tinggal di Jl Subali Krapyak, Jumat (26/3).
Abah Hendro yang berasal dari Wedung, Demak, selain pendiri Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Kota Semarang juga menginisiasi pendirian Pagar Nusa Jawa Tengah.
Saat meninggal, ia merupakan Ketua Dewan Khos Pagar Nusa Kota Semarang dan Pembina Kerohanian Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Semarang.
Abah Hendro pernah menjadi Ketua Pimpinan Cabang PSNU Pagar Nusa Kota Semarang tahun 1998-2011. Almarhum adalah pendekar yang suka berpenampilan gondrong, mengikuti gurunya, yaitu KH Maksum Jauhari (Gus Maksum) Kediri. Hanya ketika haji, tahun 2017 Abah Hendro memangkas rambutnya.
Semasa muda, pesilat yang kuliah di IAIN Walisongo ini aktif di organisasi NU. Mulai di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Gerakan Pemuda Ansor, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Usai lulus kuliah dan menikah, almarhum mengabdi menjadi pengurus NU mulai tingkat Ranting, Majelis Wakil Cabang NU, hingga Pengurus Cabang NU Kota Semarang.
Semasa hidupnya almarhum dikenal penyayang, loman (dermawan), dan ikhlas membantu siapapun, lebih-lebih kepada anak-anak dan para pemuda. Almarhum juga konsisten berdakwah melalui majelis taklim dan membina takmir masjid untuk memakmurkan masjid-masjid di Semarang Barat dan sekitarnya.
Selain itu, almarhum juga dikenal ringan tangan dan selalu siap diminta tolong dalam urusan-urusan 'rumit' tanpa kenal waktu. Mulai diminta mengobati orang kena tenung, membikin tobat preman kriminal, hingga meredam masalah di pedalaman Kalimantan dan pulau-pulau lain.
Santri-santri maupun murid-murid silatnya sudah banyak yang menjadi atlet maupun tokoh penting, baik di NU maupun di organisasi umum.
Selamat jalan, Abah. Semoga diampuni semua salah dan dosanya, diterima semua amal baiknya, dan mendapat rahmat Allah Subhanahu wata'ala.
Kontributor: M Ichwan
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua