Dehistorisasi Islam Indonesia
FENOMENA keberislaman di negeri ini semakin mengarah pada ketercerabutan jati diri yang telah mencapai titik mapan. Ia telah lama mengarah pada proses “dehistorisasi” Islam Indonesia. Yakni, sebuah kondisi dimana geliat kehidupan Islam, khususnya yang terlihat diruang publik, telah melangkah jauh meninggalkan akar kesejarahan serta permasalahan orisinil Islam di Indonesia. Jika kita membaca perdebatan Islam baik di media, seminar, hingga penerbitan buku, maka yang bertarung adalah dua macam fundamentalisme: Islamisme vis a vis liberalisme.
Kegelisahan ini mungkin dianggap mengada-ada, karena semua fenomena tersebut sudah menjelma fakta. Mata publik kita tersedot kepadanya. Hanya saja, ia berangkat dari satu keprihatinan ‘nasionalistik’, ketika menyaksikan bandul keberislaman kita kok lebih bergerak ke arah ‘luar’: kalau tidak Islamis, ya westernis. Artinya, diskursus Islam yang mengemuka selalu dijul-beli oleh dua agenda ‘luar’ yang saling bertentangan: Barat vis a vis Islam (is). Apa yang diperjuangkan dibalik wacana
Selasa, 10 Oktober 2006 | 06:39 WIB