Syiar Ramadan: Menebar Cinta untuk Indonesia – Buku Dakwah Penuh Makna dan Kepedulian Lingkungan
Senin, 24 Maret 2025 | 11:00 WIB
Alhafiz Kurniawan
Penulis
Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) resmi menerbitkan buku berjudul "Syiar Ramadan: Menebar Cinta untuk Indonesia". Buku ini terdiri atas naskah ceramah, khutbah Jumat, dan khutbah Idul Fitri sebagai bahan materi bagi para dai dan mubalig selama bulan suci Ramadhan.
Secara umum buku ini memuat bahan materi dakwah yang dikemas dalam bentuk kultum Ramadhan, khutbah Jumat, dan khutbah Idul Fitri.
Naskah keagamaan pada buku ini secara garis besar bertemakan cinta yang terwujud dalam hablum minallah, hablum minan nas, dan hablum minal 'alam. Dengan demikian buku ini tidak hanya berisi konten teologis ala Abad Pertengahan dengan corak teosentris, tapi juga membawa Islam dengan wajah yang humanis dan ramah ekologis.
Kita bisa temukan pembahasan di dalamnya konten edukasi keagamaan seputar qana'ah atas pemberian Allah, syukur atas nikmat keberagaman, anjuran hemat energi sebagai bagian dari keseharian muslim, kehidupan duniawi sebagai fasilitas dan sarana kesejahteraan ukhrawi, bagaimana masyarakat beragama merangkul mereka yang terjerembab ke dalam dosa, dan sejumlah tema kontekstual lainnya.
Buku ini disusun oleh Tim Konsultasi Syariah Kemenag, yang terdiri atas sejumlah akademisi dan praktisi dakwah, di antaranya Alhafiz Kurniawan, Ayu Fatma, Aisyah Nursyamsi, Amien Nurhakim, serta Fera Rahmatun Nazilah. Selain itu, penulis lainnya seperti Febri Yusuf Bukhari, Ghina Farhanah, Hengki Ferdiansyah, dan Ibnu Kharish turut berkontribusi dalam penyusunan materi dakwah Ramadhan ini.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam H Abu Rokhmad menegaskan bahwa penerbitan buku ini merupakan bagian dari komitmen Kemenag RI dalam menyediakan bahan ceramah yang mendukung persatuan dan perdamaian di tengah masyarakat.
“Buku Syiar Ramadan: Menebar Cinta untuk Indonesia" hadir sebagai pedoman bagi para dai dan penceramah dalam menyampaikan pesan-pesan Islam yang sejuk dan relevan dengan kondisi saat ini. Ramadan bukan sekadar menahan haus dan lapar, tetapi juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan melatih diri menjadi manusia yang lebih baik, kata Abu Rokhmad.
Menurutnya, isi buku ini tidak hanya berfokus pada hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga menyoroti pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia dan lingkungan.
"Dalam Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 30, Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi, yang bertanggung jawab untuk menjaga dan mengelola lingkungan dengan bijak," kata H Abu Rokhmad.
Bagi Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah H Arsyad Hidayat, buku ini berisi khutbah dan kultum tentang peningkatan kesadaran akan isu lingkungan. Hal ini dikarenakan krisis lingkungan yang terjadi saat ini memerlukan perhatian dari semua pihak, termasuk para dai.
“Ramadan menjadi saat yang tepat untuk mengajak umat Islam lebih peduli terhadap lingkungan. Jika masalah lingkungan tidak segera diatasi, generasi mendatang akan menghadapi berbagai kesulitan. Oleh karena itu, kami berharap para dai dan penceramah dapat menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga alam sebagai bagian dari ibadah,” kata H Arsyad.
Menurutnya, ibadah puasa bukan sekadar formalitas melainkan sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas diri.
“Dalam hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah sawmenegaskan bahwa seorang Muslim sejati adalah mereka yang mampu memberikan keamanan dan keselamatan bagi sesama serta lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu, puasa harus memberikan dampak positif, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi masyarakat dan alam,” kata Arsyad.
Lebih jauh lagi, menurut Arsyad, buku ini dirancang sebagai sumber referensi utama bagi para dai, mubalig, dan penceramah yang ingin memperkaya materi dakwah mereka selama Ramadan. Namun, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum yang ingin memahami ajaran Islam lebih mendalam, khususnya dalam aspek akhlak, tasawuf, dan kepedulian sosial.
Salah satu nilai utama yang diusung dalam buku ini adalah pentingnya menjaga kebersihan hati dan kejernihan pikiran. Dengan hati yang bersih, umat Islam diharapkan dapat meningkatkan kepedulian terhadap sesama dan alam sekitar. Momentum Ramadhan diharapkan menjadi bulan untuk menebar cinta dan kebaikan kepada seluruh makhluk.
Buku ini diharapkan dapat menjadi rujukan penting dan praktis dalam menyampaikan pesan-pesan Islam yang damai, inklusif, dan sesuai dengan kebutuhan zaman.
Bagi masyarakat yang ingin membaca dan mengunduh buku "Syiar Ramadan: Menebar Cinta untuk Indonesia," Kemenag RI telah menyediakan tautan resmi yang dapat diakses secara daring.
Dengan adanya buku ini, diharapkan dakwah selama bulan Ramadan dapat semakin bermakna, memberikan inspirasi, serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kebersamaan, perdamaian, dan kepedulian terhadap lingkungan.
Identitas Buku
Penulis: Tim Konsultasi Syariah Kemenag RI
Penerbit: Direktorat Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kemenag RI.
Tahun terbit: 2025 M.
Peresensi: A. Kurniawan
Terpopuler
1
Khutbah Idul Fitri 1446 H: Kembali Suci dengan Ampunan Ilahi dan Silaturahmi
2
Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri, Istri, Anak, Keluarga, hingga Orang Lain, Dilengkapi Latin dan Terjemah
3
Habis RUU TNI Terbitlah RUU Polri, Gerakan Rakyat Diprediksi akan Makin Masif
4
Fatwa Larangan Buku Ahmet T. Kuru di Malaysia, Bukti Nyata Otoritarianisme Ulama-Negara?
5
Kultum Ramadhan: Mari Perbanyak Istighfar dan Memohon Ampun
6
Gus Dur Berhasil Perkuat Supremasi Sipil, Kini TNI/Polri Bebas di Ranah Sipil
Terkini
Lihat Semua