Konflik apalagi perang selalu menelan banyak korban, karena itu dalam bentuk apapun konflik dan perang mesti di cegah sebelum terjadi bila telah terjadi perlu segera dilerai. Untuk mencegah atau melerai perang atau pertikaian bukan perkara mudah, dibutuhkan power (kekuatan) dan autority (kewibawaan) tersendiri yang disegani oleh pihak yang bertikai. Atau memang salah satu pihak mau mengalah atau menghindari terjadinya pertumpahan darah lebih besar.
Dalam serbuan tentara asing yang tergabung dalam pasukan sekutu di bawah pimpinan penjajah AS di Irak, orang memperkirakan akan terjadi pertempuran besar, adu kekuatan besar antara senjata pemusnah Saddam dengan senjata mutakhir para penjajah. Tetapi Irak punya siasat lain, ia tidak lawan tentara asing yang masuk, sehingga tidak banyak rakyat jadi korban, akhirnya mereka melakukan teknik perang gerilya.
<>Munculnya Muqtada Al-Sadr sebagai tokoh gerilyawan yang militan menjadikan pasukan pemerintah sementara Irak ciptaan Sekutu itu menjadi kalang kabut, sehingga membuat Sekutu kehabisan kesabaran, akan menghancurkan kekuatan Sadr itu dengan segala cara. Kebetulan para pejuang militan itu bermarkas di Kota Suci Najaf, tetapi pihak sekutu rupanya tidak peduli, di manapun ia berada akan dimusnahkan. Toh sudah sekian ribu peningggalan sejarah dimusnahkan oleh perang ini.
Pemusnahan Najef khususnya Makam Saidina Ali tinggal menunggu waktu dan bagi Sekutu tidak ada yang berharga dari tempat itu.Tetapi dunia beradap di manapun tahu bahwa penghancuran tempat itu berarti menghancurkan spiritualitas dan karya kemanusiaan dunia, maka banyak yang menyayangkan, tetapi tidak berani bertindak. Untung di tengah ketegangan dan ancaman semacam itu muncul seorang tokoh spiritual yang disegani yang mampu melerai pertikaian yang memusnahkan itu. Ayatullah Ali Al-Sistani seorang ulama sepuh walaupun dalam keadaan sakit rela datang ke tempat itu untuk membujuk Sadr agar tidak melakukan perlawanan dari tempat suci itu, karena tempat berharga itu bisa dimusnahkan musuh.
Orang terperangah ternyata Pasukan yang selama ini tidak pernah tunduk itu mau menuruti nasehat Al-Sistani bahkan melucuti tentaranya sendiri bahkan menyerahkan kunci tempat keramat itu pada Al-Sistani. Dan hebatnya sang ulama itu akan tetap bertahan di situ hingga krisis selesai. Dalam pemikirannya kalau tidak ada perlawanan bersenjata di situ, maka tidak perlu adanya penjagaan tentara asing, sehingga tempat itu kembali berfungsi sebagai sarana ibadah dan pendidikan.
Langkah yang diambil Sistani sunguh mengagumkan, tidak kalah mengagumkannya sikap Al-Sadr yang begitu tawadlu di hadapan ulama kharismatik itu, sehingga dengan ketawadlukannya dunia bisa diselamatkan, karena bangunan masjid tua yang bersejarah itu luput dari amukan Sekutu. Itu semua terjadi karena mereka berjuang demi agamanya, yang tidak dicemari oleh usaha untuk memperkaya diri, sehingga di situ ada ketulusan, ada kejujuran ada keadilan ada kebenaran yang akhirnya memunculkan rasa saling percaya. Itulah yang disebut dengan kearifan tradisi dan juga kearifan agama Syi’i, yang tidak dimiliki oleh persekutuan Penjajah, yang tujuannya hanya satu mencari materi (sumber minyak) melawan masyarakat Irak yang mau menjari, kebebasan, harga diri, keadilan dan kemerdekaan.
Karena itu kalaupun Al-Sadr mau taslim (pasrah) pada sang ulama, persoalannya apakah tentara penjajah mau mentaati kesepakatan itu, karena mereka pantang pulang sebelum menyerang, dan pantang menyerah sebelum menjarah benda-benda bersejarah yang ada di kota itu. Kembali penjajahan berbulu demokrasi diterapkan di negeri para ulama ini. Tentu upaya tersebut akan mendapatkan resistensi kalangan umat Islam sedunia. (MDZ)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Jagalah Shalat, Maka Allah Akan Menjagamu
2
Khutbah Jumat: Mengenal Baitul Ma’mur dan Hikmah Terbesar Isra’ dan Mi’raj
3
Paduan Suara Yayasan Pendidikan Almaarif Singosari Malang Meriahkan Kongres Pendidikan NU 2025
4
7 Penerima Penghargaan Pesantren dalam Malam Anugerah Pendidikan NU
5
Kongres Pendidikan NU 2025 Akan Dihadiri 5 Menteri, Ada Anugerah Pendidikan NU
6
Pemerintah Keluarkan Surat Edaran Pembelajaran Siswa Selama Ramadhan 2025
Terkini
Lihat Semua