Warta

Banser Diminta Jaga Rumah Warga Gunung Kelud

Sabtu, 27 Oktober 2007 | 11:05 WIB

Jakarta, NU Online
Anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dan kader Gerakan Pemuda Ansor diminta melindungi dan menjaga rumah-rumah warga sekitar Gunung Kelud, Jawa Timur, yang ditinggal mengungsi penghuninya. Demikian dikatakan Komandan Satuan Koordinasi Nasional Banser, H Tatang Hidayat, di Jakarta, Jumat (26/10)

“Kami juga menginstruksikan Banser bekerja sama dengan aparat keamanan untuk membantu mengamankan ternak-ternak milik penduduk yang tinggalkan, agar ternak itu dipindahkan,” kata Tatang, demikian panggilan akrabnya.<>

Selain itu, katanya, Banser juga diminta untuk bekerja sama dengan satkorlak setempat agar pelaksanaan bantuan di lapangan dapat terkoordinasi dengan baik, rapi dan lancar.

Menurut Tatang, jumlah satuan Banser yang dikerahkan ke lapangan tergantung dari kondisi dan kerja sama dengan pemda setempat, misalnya membantu penanganan dapur umum, distribusi bantuan, pembangunan posko kesehatan dan lain-lainnya.

Lebih jauh, personil Banser juga diminta terus menerus melakukan komunikasi dengan pengurus cabang Nahdlatul Ulama setempat dan badan otonom lainnya. Bahkan, kalau perlu membuat posko terpadu guna mempercepat penanganan pengungsi jika terjadi sesuatu di luar dugaan.

Sementara itu, Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) berinisiatif mengadakan simulasi dan pelatihan tanggap bencana bagi warga Dusun Sumber Sari, Desa Sumber Asri, Nglegok, Biltar, Jatim dalam mengantisipasi letusan Gunung Kelud. Alat yang digunakan sangat sederhana dan dekat dengan masyarakat, yaitu pluit.

Sebanyak 300 pluit dibagikan ke masing-masing warga, di mana satu pluit untuk satu warga. Dalam pelatihan yang dilaksanakan Sabtu (27/10) siang, warga diajarkan bagaimana membunyikan pluit sebagai tanda bahaya.

Manager Rescue PKPU, Ir M. Yasin, mengunggkapkan, seandainya terjadi kondisi bahaya, misalnya, ada warga yang terjepit dan terluka, maka harus meniup pluit pendek- pendek. Kemudian untuk warga yang mampu menolong warga bersangkutan, dapat meniup pluit panjang-panjang.

Simulasi dilaksanakan pukul 1 siang ini, namun, sebelumnya, warga dibagikan brosur mengenai prosedur penyelamatan oleh tiga relawan ahli tim Rescue PKPU.

Tim Rescue, selama di Blitar, melaksanakan beberapa tugas, antara lain, mengecek jalur aliran sungai lahar, melakukan survei posko pengungsian di luar radius 15 kilometer seandainya terjadi letusan, serta membangun jalur radio komunikasi.

Saat ini, PKPU tengah mengadakan lomba berhitung dengan metode sempoa bagi anak-anak setempat untuk memberikan kegiatan alternatif yang menyenangkan bagi anak. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi tekanan psikologis akibat ketidakpastian meletusnya Kelud. Saat ini anak-anak terpaksa tidak bersekolah sampai 30 Oktober 2007 mendatang. (sm/sbh/rif)