Warta

Cegah Radikalisme, Evaluasi Metode Dakwah

Selasa, 4 Oktober 2011 | 10:32 WIB

Palu, NU Online

 
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah, Mohsen Alidrus mengatakan, metode dakwah para pendakwah dari semua agama perlu dievaluasi kembali agar terhindar dari dakwah yang bisa menyinggung harmonisasi umat beragama dan munculnya radikalisme.<>


"Mungkin metodologi dakwah kita selama ini kurang pas sehingga bisa menyinggung agama lain. Ini saya kira perlu dievaluasi kembali," kata Mohsen di depan pemuka agama dalam acara pengukuhan pengurus FKUB Sulawesi Tengah 2011-2014 dan konsolidasi antara pemerintah dengan tokoh lintas agama di Palu, Senin (3/10).


Mohsen mengatakan, evaluasi metode dakwah tersebut tidak saja dari kalangan Islam tetapi juga agama lain sehingga masing-masing pendakwah dari masing-masing agama membawa kesejukan bagi umatnya dan tidak menyinggung agama orang lain.


Ketua Tanfidz Nahdlatul Ulama (NU) Sulawesi Tengah itu mengatakan, evaluasi metode dakwah tidak harus membuat para pendakwah meminta izin kepada pemerintah atau kepolisian. "Ini juga tidak perlu sebab nanti hanya menimbulkan masalah baru," katanya.


Terkait dengan munculnya pemikiran radikal dan terorisme di tanah air, Mohsen mengatakan, masalah ini tidak saja menjadi tugas dari kepolisian tetapi juga tugas dari seluruh tokoh agama.


Terpenting kata Mohsen, masyarakat umum tidak terpengaruh dengan pemikiran radikal. "Ini tugas kita semua," katanya.


Dia mengatakan, untuk menangkal radikalisme dan terorisme perlu dioptimalkan peran para mubaligh dari masing-masing agama dan perlunya metode dakwah yang lebih menyejukkan. Menurut Mohsen, para mubaligh juga wajib memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak menggeneralisasi satu kelompok agama dari setiap kekerasan yang terjadi di tanah air.

 

 

Redaktur   : Syaifullah Amin

Sumber     : Antara