Warta

Depag Teliti 80 Buku Ahmadiyah

Sabtu, 14 Juni 2008 | 09:08 WIB

Jakarta, NU Online
Departemen Agama (Depag) sedang meneliti sejumlah buku yang diduga menyebarkan paham Ahmadiyah. Dari 80-an buku yang diindikasikan berpaham Ahmadiyah, 21 di antaranya sudah diteliti.

Demikian diungkapkan Menteri Agama Maftuh Basyuni usai silaturahim dan dialog pemuda bertema Merajut Damai dan Harmoni dalam Kebhinnekaan Indonesia di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (13/6) kemarin.<>

Menurutnya, buku-buku Ahmadiyah tersebut diindikasikan memuat ajaran-ajaran yang menyimpang dari kaidah-kaidah agama Islam. Salah satu di antaranya adalah Al Quran dengan tafsirnya yang singkat.

"Al-Quran cetakan Wisma Damai, Jakarta, tersebut tidak terlepas dari pada pengaruh dari Tadzkirah (disebut-sebut sebagai kitab suci penganut Ahmadiyah," terang Maftuh.

Tadzkirah, yakni, kitab tafsir yang disucikan oleh Ahmadiyah yang di dalamnya terdapat surat-surat Al Quran yang disambung-sambung, padahal surat-surat itu berlainan dan menyebut Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi.

"Kalau mau memperbaiki buku-buku, termasuk Al-Quran, dan kemudian diterbitkan kembali harus melalui pengecekan atau pentashian dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Depag. Begitu juga sebelum diedarkan," tegas Maftuh.

Sementara itu, pengikut Ahmadiyah di wilayah Pekanbaru terus mendapatkan pengawasan 24 jam dari Poltabes setemoat. Pengawasan ini terus dipantau untuk memberikan kenyamanan bagi para jemaah Ahmadiyah dalam menjalankan ibadahnya.

"Setiap saat, kita terus melakukan pengamanan dan pemantauan kegiatan Ahmadiyah di Pekanbaru " terang Kepala Bagian Binamitra Poltabes Pekanbaru, Kompol Arifin, di markasnya, Sabtu (14/06).

Arifin mengatakan, para aparatnya sudah disebarkan di beberapa titik dan di setiap masjid yang ada di kota Pekanbaru. Pengawasan yang dilakukan untuk mengantisipasi aksi paska dikeluarkannya surat keputusan bersama (SKB) soal Ahmadiyah ini juga melibatkan tim intelijen maupun pasukan reserse.

"Baik  tim intelijen maupun pasukan reserse telah kita sebar untuk menjaga dan memantau kegiatan Ahmadiyah," beber Arifin.

Dengan adanya pengamanan ini, diharapkan organisasi masyarakat maupun organisasi lainnya yang hendak menganggu ibadah para pengikut Ahmadiyah bisa merubah niatnya. Arifin berharap seluruh umat beragama bisa saling menghormati keyakinan masing-masing. (rif)