Warta

Dilapori PBNU Soal Nuklir Iran, Dubes AS Manggut-manggut

Rabu, 19 April 2006 | 14:21 WIB

Jakarta, NU Online
Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) Lyn B Pascoe, Rabu (19/4) mendatangi kantor PBNU di Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat untuk menemui Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi. Pertemuan tersebut berlangsung tertutup sekitar satu jam dari pukul 15.30 hingga 16.30 WIB. Ketua PBNU Bidang Urusan Luar Negeri, Rozy Munir juga turut dalam pertemuan itu.

Hasil pertemuan itu memang sangat ditunggu oleh para wartawan. Sebab, 13-17 lalu, Hasyim melakukan kunjungan ke Iran, negara yang kini santer akan diserang oleh AS dan sekutunya gara-gara program pengembangan teknologi nuklir.

<>

Sebagaimana diberitakan NU Online sebelumnya, PBNU mendukung penuh program pengembangan teknologi nuklir yang dilakukan Iran saat ini. PBNU menilai, semua negara berhak mengembangkan teknologi nuklir asal untuk kepentingan perdamaian. Meski AS gencar akan menyerang Iran, hingga saat ini belum ada bukti bahwa negara pimpinan Mahmoud Ahmadinejad itu telah mengembangkan senjata nuklir.

Usai pertemuan tersebut, Hasyim mengatakan, pemerintah AS melalui Dubesnya di Indonesia ingin banyak mengetahui soal gerakan garis keras yang akhir-akhir ini marak terjadi di Indonesia. ”Dubes AS tanya soal maraknya gerakan Islam,” katanya kepada wartawan yang cukup lama menunggu hasil pertemuan tertutup itu.

Hasyim juga menceritakan pada Dubes AS mengenai hasil kunjungannya ke Iran. "Saya ke sana atas undangan sebuah Universitas. Namun, saya mendapat kesempatan bertemu Presiden Iran,” ungkap mantan Ketua PWNU Jawa Timur ini.

Dalam pertemuan itu, Hasyim mengatakan bahwa PBNU mendukung proyek nuklir Iran yang hanya untuk tujuan damai. Mendengar ucapan itu, Dubes AS itu tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya bisa manggut-manggut. ”Dia hanya manggut-manggut,” tuturnya.

Kiai pengasuh pondok pesantren Al-Hikam Malang itu menegaskan, bahwa dia telah bertanya langsung kepada Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, soal rencana Iran membuat senjata nuklir, sebagaimana ramai dilontarkan AS. ”Dia (Ahmadinejad) bilang tidak ada. Dia hanya bilang, untuk apa saya buat senjata yang tidak saya pakai," kata Hasyim menirukan ucapan Presiden Iran.

Iran, lanjutnya, mengaku hanya mengembangkan nuklir untuk teknologi yang mengarah ke kesejahteraan dan perdamaian rakyat Iran. Dengan demikian, tuduhan yang selama ini dilontarkan oleh Barat jelas tidak berdasar. Karena itu, PBNU akan tetap mendukung Iran. ”Sepanjang nuklir itu tidak untuk destruktif, tidak untuk senjata, itu hak semua negara untuk melakukannya,” tegasnya.

PBNU tidak hanya mendukung Iran, tapi juga menolak campur tangan negara manapun terhadap Iran. Dikatakannya, seharusnya AS menghilangkan ketidakpercayaan terhadap Iran.

Sementara itu, Dubes AS, usai pertemuan mengaku dirinya bertemu dengan Hasyim untuk membicarakan perkembangan Indonesia terkini dan mempererat hubungan PBNU dengan pemerintah AS. ”Kita membahas banyak isu,” kata Pascoe menolak menjawab pertanyaan wartawan soal nuklir Iran. (rif/amh)