Warta Pascakerusuhan Tuban

Dinginkan Suasana, PWNU Jatim Terjunkan Tim Investigasi

Rabu, 3 Mei 2006 | 13:10 WIB

Surabaya, NU Online
Pascakerusuhan Tuban 29 April lalu, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur tak mau tinggal diam. PWNU Jawa Timur langsung menerjunkan tim investigasi untuk mencari fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Hasil daripada tim investigasi itu nanti akan dijadikan pijakan bagi NU untuk mendinginkan suasana.

"Posisi NU hanya sebagai pendingin saja. Tidak berpihak ke satu kelompok di sana. Termasuk NU tidak ikut campur soal masalah pilkada," kata Ketua PWNU Jawa Timur Ali Mashcan Moesa usai menerima pengurus PKB Jawa Timur di Kantor PWNU Jatim, Jalan Raya Darmo, Surabaya, Rabu (3/5).

<>

Peran NU, kata Maschan, lebih strategis untuk kemaslahatan umat, termasuk di Tuban. "Yang penting bagaimana situasi Tuban kembali tenang. Persolaan pilkada biarlah ditangani yang lain, itu bukan urusan NU," terangnya.

Meski demikian, Maschan, mempunyai pandangan lain mengenai latarbelakang terjadinya amuk massa terhadap aset pribadi milik Bupati Tuban Haeny Relawati. Menurutnya, ada ketidaksabaran salah satu kelompok terhadap proses pilkada yang memang belum final itu. Selain juga, kesenjangan antara pemimpin daerah dengan rakyatnya serta persoalan persaingan antarpengusaha.

"Lihat saja, sasaran kemarahan massa selalu milik Heany dan suaminya. Itu artinya ada kesenjangan. Selain itu jarang sekali ada pertemuan antar-ulama yang secara khusus digelar bupati di pendopo," terang Ali.

Ali Maschan mencontohkan, dirinya sebagai ketua PWNU Jawa Timur selama ini belum pernah diundang untuk pertemuan khusus dengan ulama di sana. "Satu kalipun tidak pernah. Itu sama saja dengan kesenjangan. Itu yang dirasakan warga di sana," katanya.

Kerusuhan di Tuban terjadi bermula dari massa pendukung pasangan Noor Nahar Hussein-Go Tjong Ping (Nonstop)—calon dari PDIP dan PKB—protes atas hasil Pilkada Tuban yang dimenangkan pasangan Haeny Relawati-Lilik Soehardjono (HeLi)—diusung Partai Golkar.

Massa Nonstop kemudian membakar kantor KPUD, Pendopo Bupati, dan rumah dinas Bupati Tuban, kemudian 2 rumah warga, sebuah hotel dan pom bensin milik suami Haeny. 41 Orang ditetapkan polisi sebagai tersangka dalam kasus tersebut. Tujuh di antaranya diduga sebagai provokator kerusuhan. (rif)