Warta

Disinyalir Narkoba Masuk Pondok Pesantren

Senin, 27 Februari 2006 | 08:39 WIB

Jakarta, NU Online
Peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba tidak hanya berada di masyarakat umum. Kini, barang haram tersebut, disinyalir telah masuk ke pondok pesantren. Dalam hal ini, penggunanya pun adalah kalangan santri.

"Ada sinyalemen di pesantren, ada yang menggunakan narkoba," terang Kepala Pelaksana Harian (Kalahar) Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol I Made Mangku Pastika kepada wartawan usai pembukaan konferensi internasional tentang narkoba yang digelar oleh Pengurus Pusat Nahdlatul Ulama (PBNU) di Hotel Sari Pan Pacific, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (27/2).

<>

Namun demikian, sejauh ini, ujar mantan Kapolda Bali ini, penggunaan narkoba di pesantren masih sebatas laporan saja, belum ada kasus yang berhasil diungkap oleh pihak berwenang. "Fakta di lapangan memang belum pernah ada orang pesantren yang ditangkap karena kasus narkoba, masih sebatas sinyalemen saja," terang Pastika.

Senada dengan Pastika, pada kesempatan yang sama, Ketua PBNU Rozy Munir membenarkan sinyelemen tersebut. Hal itu, tutur mantan Menteri BUMN di era pemerintahan Gus Dur ini, ada beberapa orang di pesantren yang mengerti betul bagaimana cara-cara menggunakan zat adiktif berbahaya tersebut.

“Ternyata ada beberapa santri yang ngerti betul gimana caranya fly. Jadi, misalkan kalau mau fly, pakai lem dicampur ibon mereka sudah tahu. Tapi, sejauh ini belum ada bukti konkrit,” ujar Rozy.

Hal itu, menurut Rozy, harus mendapat pehatian khusus dari NU. Karena itu, pesantren-pesantren yang berada di bawah naungan NU telah memiliki lebih dari 10 ribu jaringan dengan masyarakat dalam upaya mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Selain itu juga dilakukan pemantapan di lingkungan pesantren. Sebab pesantren bukan hanya memberikan kurikulum agama, tapi juga memberikan pendidikan mental, spiritual dan jasmani.

Saat ini, lanjut Rozy, PBNU telah melakukan 12 kegiatan aksi penanganan narkoba yang didukung Colombo Plan, di antaranya membuat pusat informasi narkoba. "Ke depannya kita akan buat juga pusat rehabilitasi narkoba, tapi saat ini yang lebih penting adalah sosialisasi pada masyarakat," katanya.

Mengenai peran pesantren dalam memberantas narkoba, pemerintah sangat mendukung. Hal itu sebagaimana diungkapkan Menkokesra Aburizal Bakrie saat membuka konferensi internasional tersebut. Dalam sambutannya, Ical mengatakan, pesantren memiliki peran yang sangat efektif dalam memberantas narkoba. Sebab, lembaga pendidikan berbasis agama tersebut bukan sekedar lembaga pendidikan yang mengajarkan agama, tapi juga moral.

"Pesantren bisa memberikan kontribusi dalam penanganan narkoba. Dalam arti, pengurangan peredaran dan penyalahgunaan obat-obat terlarang tersebut. Tapi ini juga harus dibarengi atau didukung pihak lain, dan tidak berjalan sendiri," terang Ical. (rif)