Diskusi Dinamika Sastra Pesantren: Antara Kreasi dan Diskriminasi
Kamis, 16 Februari 2006 | 06:08 WIB
Jakarta, NU Online
Seminar yang diselenggarakan oleh NU Online dengan tema Dinamika Sastra Pesantren rencananya akan dilangsungkan di Gedung PBNU Lt 8 pada Jumat 17 Februari mendatang. Dalam seminar yang dimulai pukul 14.00 itu, pihak penyelenggara menghadirkan dua pembicara, yaitu Radar Panca Dahana (budayawan) dan Arief Mudatsir Mandan (peneliti Pesantren) dengan moderator Binhan Nurrahman.
Adapun tema yang akan diangkat yaitu mengenai peta sastra pesantren di tengah sastra Indonesia yang dalam hal ini akan dikupas oleh Radar Panca. Sedang Arief Mudatsir akan membicarakan bagaimana menumbuhkan sastra di lingkungan pesantren.
Penyelenggara sengaja mengadakan seminar tersebut karena karya sastra pesantren hingga saat ini belum banyak dikenal, padahal banyak sastra pesantren yang bermutu. Selama ini karya-karya tersebut sulit untuk dilacak selain karena tergerus oleh sastra Indonesia modern yang kian maju dan berkembang juga karena karya-karya tersebut masih menggunakan bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sasak, Sunda, Bugis, dan lain sebagainya, termasuk juga yang ditulis dalam bahasa Arab.
Selain itu tradisi pesantren kuno yang menjadi tempat persemaian para pujangga dan sastrawan juga semakin hilang. Lihat misalnya Yasadipura, Ranggawarsita, Rangga Sasmita dan sebagainya, adalah para santri yang tekun mengembangkan sastra pesantren dengan pelbagai bentuk, seperti kakawin, serat, dan babat.
Melihat kenyataan di atas, karya sastra pesantren akhirnya menjadi sastra pinggiran, selain tidak diakui oleh rezim kesusastraan resmi, juga kurang banya mendapat perhatian baik dari masyarakat pesantren sendiri maupun masyarakat luas.
Atas pertimbangan itulah NU Online menyelenggarakan seminar bertajuk sastra pesantren. NU Online dalam hal ini setidaknya ingin mengingatkan khususnya kepada masyarakat pesantren dan masyarakat luas agar bangkit kembali menapaki kesusastraan yang pernah atau masih ada di pesantren.
Seminar ini bertujuan untuk menyaring pelbagai pemikiran tentang dunia seni budaya pesantren dan khususnya dunia sastra. Selain itu juga untuk memetakan posisi dan peran sastra pesantren dengan segala variannya di tengah sastra Indonesia, serta mencari kiat untuk menumbuhkan kreatifitas sastra pesantren, bahwa mereka mampu tampil setar dengan sastra Indonesia yang lain.
Seminar ini menurut rencana akan dihadiri oleh kalangan pesantren, akademisi, aktivis, dan masyarakat umum.(sm)
Terpopuler
1
Ketum PBNU dan Kepala BGN akan Tanda Tangani Nota Kesepahaman soal MBG pada 31 Januari 2025
2
Ansor University Jatim Gelar Bimbingan Beasiswa LPDP S2 dan S3, Ini Link Pendaftarannya
3
Paduan Suara Yayasan Pendidikan Almaarif Singosari Malang Meriahkan Kongres Pendidikan NU 2025
4
Pemerintah Keluarkan Surat Edaran Pembelajaran Siswa Selama Ramadhan 2025
5
Kongres Pendidikan NU 2025 Akan Dihadiri 5 Menteri, Ada Anugerah Pendidikan NU
6
Doa Istikharah agar Dapat Jodoh yang Terbaik
Terkini
Lihat Semua