Jakarta, NU Online
Rais Aam PBNU Kiai Sahal juga mengungkapkan keprihatinannya pada negeri-negeri Islam di kawasan Arab yang sedang bergolak. Beberapa negara diguncang aksi demonstrasi, revolusi, pemberontakan dan bahkan perpecahan.
Kiai Sahal menyebut hal itu sebagai ujian bagi demokrasi. Sebab, sama seperti kelompok radikal dan fundamentalis di Indonesia, pergolakan itu terjadi dengan memanfaatkan era keterbukaan dan demokrasi. Atas nama demokrasi, ada yang melakukan intervensi maupun agresi, ataupun mengundang keterlibatan pihak luar negeri. <>
Hal ini dikemukakan ketika ketika membuka acara al Multaqo al-Shufi al-Alamy (Konferensi Sufi Internasional) bertema “Membangun Peradaban Dunia yang Damai, Adil dan Jujur Melalui Ajaran Tarekat Mu’tabaroh” yang digelar di Jakarta.
Demokrasi, ujarnya, hingga kini merupakan satu-satunya sistem yang paling logis untuk mengelola negara. Tetapi demokrasi harus digunakan dengan nilai-nilai luhur. Bukan prosedural saja yang menegasikan substansi. Tidak boleh pula dimaknai secara salah sebagai kebebasan tanpa batas.
“Demokrasi adalah alat. Bukan tujuan. Negeri Islam dan umat muslim boleh dan baik menerapkan demokrasi. Namun harus dengan nilai-nilai luhur yang mengedepankan akhlak. Bukan prosedural kenegaraan,” jelasnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Muhammad Ichwan
Terpopuler
1
Begini Tata Cara Pelaksanaan Shalat Idul Fitri
2
3 Amalan Sunnah Sebelum Berangkat Shalat Idul Fitri
3
Sejumlah Negara Rayakan Idul Fitri 1446 H pada Ahad, 30 Maret 2025
4
4 Amalan yang Dianjurkan pada Malam Idul Fitri
5
Niat dan Waktu Mandi Sunnah Idul Fitri
6
Lafal Bilal Shalat Idul Fitri, Dilengkapi Latin dan Terjemah
Terkini
Lihat Semua