Warta

Garap Pelajar, Aswaja IPNU Harus Lebih Simpel

Jumat, 6 Oktober 2006 | 20:55 WIB

Jakarta, NU Online
Jika tetap ingin eksis, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) harus menyesuaikan diri dengan kondisi zaman. Salah satunya dengan mengemas paham keagamaan yang dipegang teguh oleh NU; Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) menjadi lebih simpel. Hal itu penting, agar paham keagamaan yang dikenal moderat itu mudah dipahami oleh masyarakat, terutama kalangan pelajar.

Demikian disampaikan mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) IPNU yang juga anggota DPR-RI Abdullah Azwar Anas dalam acara silaturrahmi dan buka puasa bersama dengan sejumlah petinggi PP IPNU di kediamannya, di Kalibata, Jakarta, Jum’at (6/10) kemarin.

<>

Jika hal itu tidak dilakukan, lanjut Anas—begitu panggilan akrab Abdullah Azwar Anas—maka bukan hal yang tidak mungkin, organisasi berbasis pelajar NU itu akan ditinggalkan oleh kadernya. Pola pengkaderannya pun akan susah jika Aswaja tersebut tidak dikemas lebih menarik. “Sinetron, infotainment, atau acara hiburan lainnya akan lebih menarik dari pada IPNU nantinya,” tandasnya.

Namun demikian, mantan Ketua Umum IPNU periode 2002-2003 ini menegaskan, pengemasan Aswaja agar lebih simpel itu tidak meninggalkan prinsip atau nilai-nilai dasar sebagaimana selama ini dipertahankan oleh NU. “Tawasuth (moderat), ’itidal (keadilan) tasamuh (toleran) dan tawazun (berimbang) itu tetap harus menjiwai dalam setiap gerak IPNU,” ungkapnya.

Selain itu, menurut Anas, IPNU juga harus mampu merespon dengan cepat setiap perkembangan politik, sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya. Keberadaan media massa, katanya, harus bisa dimanfaatkan dalam upaya tersebut.

Untuk kepentingan itu, menurutnya, IPNU harus bisa memilah antara isu-isu yang bersifat harian, bulanan dan tahunan. Dijelaskan, isu-isu harian perubahannya sangat cepat, sehingga dituntut respon yang cepat pula. “Seperti isu Unas (Ujian Nasional, red) kemarin. Mana, IPNU nggak bunyi (tidak ada respon),” pungkasnya. Demikian pula dengan isu-isu bulanan, tahunan atau yang bersifat jangka panjang.

Sinergi dengan IPPNU

Dalam kesempatan itu, politisi PKB ini juga menginginkan agar IPNU mampu bersinergi dengan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Menurutnya, kesan selalu berseberangan di antara kedua organisasi yang sama-sama berbasis pelajar NU itu harus segera diakhiri.

“Yang namanya pelajar itu kan nggak cuma laki-laki, ada juga pelajar perempuan. Makanya, biar optimal, IPNU ini harus bersinergi, jangan konfontasi terus. Gimana caranya biar bisa jalan bareng,” ujar Anas. (rif)