Warta

Gus Dur Cs Deklarasikan Gerakan Nusantara Bangkit Bersatu

Kamis, 1 September 2005 | 08:55 WIB

Jakarta, NU Online
Melihat realitas Indonesia yang semakin terpuruk dan terancam terpecah belah terutama pasca ditandatanganinya MoU Indonesia dan GAM, sejumlah tokoh nasional yang dipimpin oleh Gus Dur mendeklarasikan Gerakan Nusantara Nasional Bangkit dan Bersatu di kediaman keluarga Gus Dur Jl. Taman Amir Hamzah No 8 Jakarta Pusat.

Sejumlah tokoh hadir dalam acara tersebut seperti Akbar Tanjung, Taufik Kiemas, Hariman Siregar, Muhaimin Iskandar, Tri Sutrisno, Marwah Daud Ibrahim, Nugroho Djayusman, Ray Rangkuti dan lainnya.

<>

Beberapa tokoh diberi kesempatan untuk berorasi selama 2 menit yang secara umum menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi Indonesia belakangan ini. Ray Rangkuti menyatakan Indonesia saat ini menghadapi tiga persoalan baru pasca penandatanganan MoU RI-GAM.

Menurut Rangkuti persoalan tersebut adalah seluruh proses demokrasi di Indonesia akan dipengaruhi oleh hasil MoU, Indonesia menuju sistem negara federalisme dan tumbuhnya perasaan tidak adil di sejumlah daerah.

Sementara itu Jumhur Hidayat, salah satu tokoh pergerakan buruh mengungkapkan bahwa Indonesia sudah masuk dalam kategori penjajahan moderen dimana hanya dijadikan sebagai tempat tenaga kerja murah, sumber bahan mentah dan sekaligus pasar bagi produk mereka. Indonesia sudah tak memiliki kemandirian dalam menentukan sikapnya.

Mantan Ketua DPR RI Akbar Tanjung mengharapkan agar pelaksanaan MoU antara RI dan GAM dicermati secara seksama dan jika melenceng harus ditolak. Ia juga mengharapkan agar presiden melakukan perubahan dalam kabinetnya untuk meningkatkan kinerja pemerintahan.

Gus Dur sendiri meminta agar perjuangan tokoh pendiri Indonesia jangan sampai dilupakan,. Mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk berdirinya republik ini. Bahkan mendiang kakeknya yang merupakan pendiri NU KH Hasyim Asy’ari kakinya sempat lumpuh gara-gara digebuki Jepang. Ayhnya KH Wahid Hasyim juga sempat diburu Jepang sehingga terpaksa lari ke rawa-rawa sampai kakinya bolong, tapi hal tersebut tak menyebabkan semangatnya kendur.

Ditegaskannya bahwa tujuan pendirian GNBB bukan untuk melawan siapa-siapa, termasuk SBY. “Tidak ada niatan untuk melawan siapa-siap, takutnya keliru. Pendirian kita memang begini,” tandasnya.

Gerakan ini memiliki lambang burung garuda yang mencengkeram bendera merah putih. Filosofinya adalah saat ini persatuan Indonesia sedang dalam masa yang mencemaskan karena itu kita tak boleh menyerah dan Indonesia tak boleh tercera-berai.

Acara diakhiri dengan penandatanganan oleh para tokoh dan hadirin yang menyatakan dukungan gerakan ini.(mkf)