Warta

Gus Dur Tak Lagi Andalkan Kiai Sepuh

Senin, 23 Juni 2008 | 08:21 WIB

Surabaya, NU Online
Istilah atau sebutan “kiai sepuh” (ulama/kiai senior), semula dipopulerkan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Namun, Ketua Umum Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu kini tampaknya tak lagi mengandalkan para kiai sepuh dalam berpolitik.

Buktinya, Gus Dur mengaku tak lagi memercayai peran kiai sepuh. "Saya nggak terlalu percaya kiai yang disebut sepuh. Saya lebih percaya para kiai kampung. Lha, wong buktinya mereka nggak berpengaruh, kok," kata Gus Dur di sela-sela mendampingi Calon Gubernur Jawa Timur, Achmady, berkampanye, di Surabaya, Ahad (22/6) kemarin.<>

Gus Dur yang mendampingi Ahmady berkampanye mulai dari kawasan timur Jatim hingga Madura di Jatim, sejak pekan lalu hingga pekan ini, menilai, banyak kandidat yang didukung para ulama, ternyata juga kalah. Di antara mereka, katanya, di masa lalu juga dekat dengan kiai. "Jadi, nggak ada pengaruh," katanya.

Mantan presiden RI itu mengaku lebih percaya kepada keberadaan kiai kampung yang memiliki hubungan langsung dengan masyarakat. Sebab, menurutnya, mereka tersebar di seluruh kawasan Jatim.

“Makanya, para pengurus PKB tinggal ngajari, ini lho calon yang asli diusung PKB, bukan calon yang lain. Kalau sudah diinstruksikan, ya harus diamankan, dong," jelas cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy’ari itu.

Karena itu, Gus Dur menyatakan akan sepenuhnya memenangkan pasangan birokrat-militer, yakni Achmady-Suhartono ("Achsan") dalam Pemilihan Gubernur Jatim, dengan terjun langsung menyosialisasikan kepada publik.

Selain Achmady-Suhartono yang diusung PKB, terdapat empat pasangan cagub-cawagub Jatim lain yang mengklaim didukung para ulama/kiai dan warga NU. Antara lain, Soenarjo-Ali Maschan Moesa, Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono, Sutjipto-Ridwan Hisjam dan Soekarwo-Saifullah Yusuf. (ant/sbh)