Warta PBNU Dukung Program Nuklir Iran

Hari Ini, Dubes AS Datangi PBNU

Rabu, 19 April 2006 | 02:16 WIB

Jakarta, NU Online
Ketegangan politik antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran terkait dengan program nuklir mendapat perhatian khusus dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia ini mendukung upaya Iran dalam mengembangkan teknologi nuklir untuk kepentingan damai dan menolak intervensi negara manapun, termasuk AS terhadap Iran.

Untuk menyatakan dukungan itu, Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi bertemu langsung dengan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam kunjungan PBNU ke negeri Ayatollah Khomeini itu, 13-17 April lalu. Selain Hasyim, turut pula mendampingi kunjungan PBNU tersebut salah satu Ketua PBNU Rozy Munir dan Ketua PWNU Jawa Timur KH Ali Maschan Musa.

<>

“Saya katakan (kepada Presiden Iran), adalah hak setiap negara mengembangkan teknologinya termasuk nuklir untuk tujuan damai,” kata Hasyim kepada NU Online sepulangnya dari Iran di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat, Selasa (18/4) lalu.

Kunjungan PBNU ke Iran tersebut, kata Hasyim memang ingin mengetahui secara langsung latarbelakang munculnya ketengangan antara AS dan Iran. Karena itu, dalam kesempatan tersebut, Hasyim menanyakan perihal tersebut secara langsung kepada Ahmadinejad. ”Saya memang ingin melihat sesungguhnya soal itu,” ungkapnya.

Tuduhan AS kepada Iran perihal pengembangan senjata nuklir hingga saat ini belum ada bukti. Kepada Hasyim, Ahmadinejad dalam pertemuan itu mengaku, bahwa pihaknya hingga saat ini tidak mempunyai keinginan untuk mengembangkan senjata nuklir seperti yang dituduhkan AS dan sekutunya. Bahkan, Ahmadinejad berani bersumpah untuk membantah tuduhan itu. ”Bukti-bukti itu belum ada,” tandas Kiai pengasuh pondok pesantren Al-Hikam Malang ini.

Namun demikian, AS tetap bersikukuh atas pendiriannya bahwa Iran memang sedang mengembangkan program nuklir untuk kepentingan militer. Menanggapi hal itu, Hasyim mengatakan, tuduhan tersebut dilandasi rasa ketidakpercayaan AS dan sekutunya terhadap Iran. PBNU sendiri yakin Iran tidak mengembangkan senjata nuklir, karena hingga saat belum ada negara-negara maju yang berani menggunakan senjata nuklir untuk perang.

”Jadi mereka itu sudah kadung (terlanjur) tidak percaya mau bikin itu untuk apa. Punya pun tidak berani menggunakan. Hal itu disampaikan Ahmadinejad kepada saya. Semua negara boleh mengembangkan nuklir. Lalu kenapa Iran tidak boleh?,” jelas Hasyim.

PBNU, lanjut Hasyim belum yakin pengakuan Ahmadinejad dan dukungan PBNU terhadap Iran didengar oleh AS dan sekutunya. Dikatakannya, PBNU pernah meminta AS untuk tidak menyerang Irak. Kenyataanya, negara superpower tersebut tetap menyerang negeri Abu Nawas tersebut hingga hancur. Meski demikian, PBNU tetap berharap pihak-pihak yang memusuhi Iran, terutama AS untuk menahan diri.

Pembelaan PBNU terhadap Iran itu, katanya Hasyim, bukan berarti memusuhi AS. Sebagai bagian dari umat Islam dunia, PBNU tidak ingin terjadi penyerangan terhadap Iran atas tuduhan yang belum ada buktinya. “Ini bukan berarti kita memusuhi Amerika. Kita hanya tidak senang terhadap penyerangan terhadap Iran,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Hasyim juga mengungkapkan rencana kedatangan Duta Besar AS untuk Indonesia, Lynn B Pascoe ke PBNU, Rabu (19/4) hari ini. Dalam pertemuan tersebut, Hasyim akan menyampaikan hasil kunjunganya ke Iran sekaligus membicarakan soal ketegangan antara Iran dan AS. ”Jadi ini kebetulan. Besok Dubes Amerika akan bertemu saya di sini,” katanya. (rif)