Warta

Hasyim: Karikatur Nabi Muhammad Menghina Umat Islam

Jumat, 3 Februari 2006 | 17:41 WIB

Jakarta, NU Online 
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Hasyim Muzadi memprotes keras adanya karikatur bergambar Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, karikatur tersebut sama dengan menghina umat Islam.

“Kita mesti memprotes keras, karena itu (karikatur Nabi Muhammad, Red) menghina umat Islam” ungkap Hasyim usai penutupan pameran lukisan yang digelar PBNU, di Hotel Crowne, Jakarta, Jumat (3/2).

<>

Ditambahkan mantan Ketua PWNU Jawa Timur ini, di dalam ajaran Islam menggambar sosok Nabi Muhammad diharamkan, apalagi membuat karikatur. “Di dalam Islam, menggambar sosok rosulullah (Nabi Muhammad, Red) saja tidak boleh, apalagi membuat karikaturnya,” terangnya.

Sebagaimana diketahui, karikatur Nabi Muhammad yang kontroversial itu pertama kali dimuat oleh surat kabar Denmark, Jyllands-Posten beberapa waktu lalu. Pemuatan karikatur tersebut kemudian langsung mengundang kecaman dan gelombang aksi protes.

Buntut karikatur Nabi Muhammad yang dilansir surat kabar Denmark membuat marah kaum muslim di Arab Saudi. Boikot terhadap produk-produk Denmark terus dikampanyekan. Di banyak supermarket dipasang spanduk penolakan terhadap produk-produk Denmark.

Tidak hanya itu saja. Pemuatan karikatur Nabi Muhammad itu juga dilakukan oleh salah satu media di Indonesia beberapa waktu lalu. Pemuatan itu langsung mengundang reaksi sangat keras banyak pihak.

Lebih lanjut, Hasyim menilai, orang Barat yang membuat sekaligus surat kabar yang memuat karikatur panutan umat Islam seluruh dunia itu itu adalah orang yang tidak memahami perasaan umat Islam. Baginya, karikatur itu jelas telah melukai perasaan kaum muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

“Orang ‘Barat’ itu pintar mengukur kemampuan orang, tapi tidak mampu mengukur perasaan orang lain,” Hasyim.

Sebagai tindak lanjut dari protes itu, pemimpin ormas Islam terbesar di Indonesia ini menyatakan akan segera melayangkan surat kepada pemerintah Denmark melalui Duta Besar Denmark di Indonesia. “Kami akan segera mengirimkan surat kepada pemerintah Denmark lewat Dubesnya di Indonesia,” ungkapnya. (rif)