Warta JELANG MUKTAMAR

Hasyim: Penguatan Syuriyah Jadi Agenda Terpenting NU ke Depan

Ahad, 18 Oktober 2009 | 07:40 WIB

Makassar, NU Online
Saat ini NU sedang menghadapi peluang dan sekaligus tantangan besar, maka melalui muktamar nanti NU akan memberikan jawaban. Demikian kata Hasyim saat membuka launching Pra Muktamar Muktamar ke-32 NU di Makassar, yang berlangsung Hotel Horison Makasar, Ahad (18/10).

Saat ini, kata Ketua umum PBNU, NU sedang menghadapi ancaman intervensi dari luar, karena itu NU harus memperkuat diri baik secara organisatoris maupun penguatan ideologis dan teologis atau akidah.<>

"Penguatan organisasi ideologi dan akidah ini penting agar ke depan NU tidak menjadi suruhan orang lain sebagai subordinat partai politik, kekuasaan atau institusi lainnya. Melalui media pencitraan berbagai kelompok mampu memanipulasi sejarah sehingga menyesatkan pandangan warga NU," katanya.

Dalam bidang politik dan kenegaraan sebenarnya NU telah memiliki sikap tegas, bahwa dalam masalah politik kenegaraan NU bersikap tunduk dan pasrah secara total, sehingga dalam pembelaan negara NU bersikap apriori salah atau benar harus dibela. sementara dalam menghadapi penyelenggara negara apakah itu pemeritah, parlemen atau lembaga keadilan, NU bersikap kritis. kalau benar akan didukung, tetapi kalau salah NU akan melakukan pelurusan.

"Dalam menghadapi pemerintah NU berharap tidak akan menjadi kelompok oposisi, tetapi sekaligus tidak akan mau dikooptasi. Kalau NU menjadi oposisi maka tidak bisa melakukan amar makruf nahi munkar, sementara kalau menjadi subordinasi pemerintah NU tidak akan bisa melakukan nahi munkar. NU akan bersikap tengah sehingga bisa mendukung dan bisa menentang kebijakan pemerintah sesuai dengan manfaat dan madlorot kebijakan yang dikeluarkan," tegasnya.

Saat ini masyarakat juga dihadapi demoralisasi sehingga terjadi kemerosotan di bidang sosial, politik kebudayaan, termasuk politik. Dan ini yang akan direspon NU dalam mukamar ini. Menghadapi soal besar baik tantangan ideologis, tantangan kultural serta kondisi politik di luar saat ini, NU dan masyarakat pada umumnya butuh bimbingan dari ulama. Karena itu menurut Hasyim hal ini akan bisa dilakukan NU kalau NU menempatkan syuriyah sebagai lembaga tertinggi.

Namun demikian menurut Hasyim, syuriyah yang kuat mestilah terdiri dari para ulema yang memiliki 4 kualitas. Pertama faqih, dia mesti seorang mufti yang mampu memberikan arahan, mana yang benar harus diikuti dan mana yang salah harus ditinggalkan. Kedua, mesti ada di antara syuriyah seorang sufi yang memiliki kualitas ulil albab yang memiliki basyirah sehingga mampu memberikan arahan NU ke depan.

Ketiga hukama, seorang ulama yang mempu menjadi al-hakim, dengan sikapnya yang arif bijaksana mampu menjadi penutan umat, dan keempat hendaklah syuriyah memiliki kualitas murabbi, pembimbing yang mengayomi.

Bila syuriyah dipimpin oleh orang yang memiliki kualitas ini maka syuriyah akan menmenjadi kuat dan menjadi tumpuan umat dan dengan demikian baru bisa dimulai penguatan di sektor tanfidziyah dan tanfidziyah dalam hal ini benar-benar menjadi pelaksana syuriyah.

"Saat ini masyarakat memang butuh seorang mufti yang bisa membimbing dan jadi panutan mereka, karena itu agenda besar pembanguanan NU  termasuk usaha penguatan syuriyah ini sehingga dengann demikian tanfidziyah akan ikut kuat. Bila hal ini terjadi NU alan menjadi organisasi yang kuat baik dalam bidang ijtimaiyah, siyasah maupun iqtishodiyah," tandasnya. (mdz)