Warta

Hasyim: Ulama Hendaknya Menjaga Kehormatan Dirinya di Hadapan Capres

Jumat, 22 Mei 2009 | 09:07 WIB

Jakarta, NU Online
Dalam pemilu presiden kali ini, para ulama yang dipercaya oleh masyarakat banyak didekati oleh calon presiden dan wakil presiden. Sebagai tokoh masyarakat, mereka harus bisa menjaga kehormatan dirinya dihadapan capres yang mungkin mengiming-imingi sesuatu.

“Saya berharap kiai bisa membawa martabatnya karena posisi kiai ini yang dihormati ummatnya. Kalau kiainya sendiri tidak menjaga kehormatannya, maka akibat tidak langsungnya, umatnya juga menjauh,” kata Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi kepada NU Online, di Jakarta Jum’at (22/5).<>

Hasyim berharap agar para kiai tidak berbondong-bondong datang ke pejabat atau kandidat presiden. Jika memang ada pertemuan, ia mengusulkan agar dilakukan di satu pesantren dan kiai lain hadir di situ, bukan dengan melakukan mobilisasi pada satu tempat.

“Biasanya yang diusung bukan orang, tapi barang, jadi sebaiknya, mereka bersilaturrahim ke kiai, kalau pun ada kiai lain yang bergabung, biar di tempat kiai yang diampiri, jangan lalu kiai dijemput berbondong-bondong datang ke pejabat atau kandidat. Ini kasihan kiainya,” tegasnya. 

Pada Kamis (21/5) malam dua orang capres, SBY dan JK, masing-masing melakukan pertemuan dengan para ulama. Di Semarang, sekitar 100 ulama bertemu dengan capres Jusuf Kalla. Dalam kesempatan tersebut, JK menyatakan diri untuk membantu pesantren jika nantinya terpilih.

Hal yang sama juga dilakukan capres dari partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, disela-sela kunjungan kerjanya ke Surabaya, pada Kamis malam bersilaturrahmi dengan sejumlah kiai, antara lain Idris Marzuki dari pesantren Lirboyo Kediri, Ahmad Subadar dari pesantren Besuk Pasuruan, dan Anwar Iskandar dari pesantren Kediri. (mkf)