Warta

ICIS Senang Rusia Dukung Nuklir Iran

Jumat, 19 Oktober 2007 | 00:01 WIB

Jakarta, NU Online
International Conference of Islamic Scholars (ICIS) senang dan menyambut baik sikap Rusia yang tetap mendukung program nuklir Iran. Forum cendekiawan muslim sedunia bentukan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu, menilai, sikap Rusia setidaknya cukup untuk menghambat kesewenangan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran.

“Dukungan Rusia tentang nuklir untuk damai, paling tidak akan “menghambat” foreign policy George W Bush (Presiden AS, red) dalam mengisolasi serta menyerang Iran,” terang Sekretaris Jenderal ICIS KH Hasyim Muzadi kepada wartawan di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Kamis (18/10)<>

Namun, tambah Hasyim, hal itu belum bisa dipastikan bahwa AS tak akan menyerang Iran. Karena, berdasarkan pengalaman sebelumnya, AS beserta sekutunya menginvasi Irak dengan tuduhan tak berdasar bahwa rezim Irak Saddam Husein saat itu menyimpan senjata pemusnah massal. Invasi yang telah menghancurkan Irak itu pun tanpa mandat dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

“Serangan bilateral ke Irak tanpa mandat PBB dan tanpa pembuktian atas tuduhan disimpannya mass destruction weapon oleh rezim Saddam Husein. Namun, (dukungan Rusia, red) setidaknya menjadi imbangan terhadap hegemoni superpower AS yang semena-mena,” ujar Hasyim yang juga Ketua Umum PBNU itu.

Seperti halnya Rusia, Hasyim menyatakan, ICIS pun sejak awal hingga saat ini tetap mendukung program pengayaan uranium milik Iran. Sebagai negara berdaulat, katanya, negeri pimpinan Presiden Mahmoud Ahmadinejad itu berhak penuh atas program nuklirnya sepanjang untuk kepentingan damai.

Pun, tambah Presiden World Conference on Religions for Peace itu, tidak ada satu pun negara di dunia ini yang dapat melarang Iran. Apalagi teknologi nuklir tersebut telah dinyatakan sangat tegas oleh Presiden Ahmadinejad untuk tujuan damai, bukan untuk senjata atau kepentingan militer.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, itu juga berharap bahwa sikap dukungan Rusia terhadap nuklir Iran tersebut membawa pengaruh terhadap Indonesia.

“Perkembangan menarik tentang dukungan Rusia ini semoga menambah keberanian Indonesia untuk sedikit mengangkat muka terhadap foreign policy George W Bush yang telah menumpahkan darah di mana-mana dan tidak perlu ditambah lagi dengan tumpahnya darah di Iran.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin, Selasa (16/10), menegaskan kepada AS bahwa negaranya tidak akan menyetujui serangan militer terhadap Iran dan ia mengundang Presiden Ahmadinejad mengunjungi Moskow untuk berunding.

Putin menyampaikan undangan kepada Ahmadinejad, yang dikecam Barat terkait dengan kekhawatiran program nuklirnya dijadikan kedok untuk membuat senjata atom, setelah bertemu dengan dia dan para pemimpin negara-negara Laut Kaspia yang mengesampingkan setiap serangan terhadap Iran dari wilayah mereka. (rif)