Warta

Impor Beras Korbankan Petani

Senin, 19 September 2005 | 04:29 WIB

Jakarta, NU Online
Kebijakan pemerintah yang akan mendatangkan beras dari luar negeri dinilai sebagai langkah yang akan mengorbankan petani. Impor beras hanya akan merugikan petani sehingga mereka tidak lagi terdorong untuk meningkatkan produksi tanamannya karena insentif yang mereka terima tak menguntungkan.

Demikian diungkapkan salah satu anggota Komisi IV Gandjar Pranowo di sela Rapat Kerja Bulog dan Mentan dengan Komisi IV DPR di Jakarta, beberapa waktu lalu. "Pemerintah tidak mempunyai alasan tepat untuk melakukan impor beras walaupun stok beras yang dikuasai Bulog menipis sehingga khawatir akan terjadi gejolak harga," tandasnya.

<>

Menurut dia kekhawatiran yang disodorkan Bulog akan terjadinya kekurangan stok sangat berlebihan karena yang sebelumnya tidak pernah terjadi apalagi beberapa tahun lalu Bulog juga menginginkan impor dengan alasan khawatir akan terjadi El Nino, namun pada kenyataannya kekhawatiran tersebut tidak terbukti.

Sementara itu, kenaikan harga beras di pasaran saat ini tidak bisa dijadian alasan untuk mendatangkan komoditas pangan tersebut dari luar negeri apalagi hanya untuk menurunkan harga beras dalam negeri. "Petani pantas untuk mendapatkan harga yang baik. Tidak bijak jika pemerintah selalu korbankan petani untuk kepentingan pihak lain," kata Mardjono, anggota Komisi IV DPR. 

Dengan alasan untuk menjaga kestabilan ekonomi dan kepentingan golongan yang lain, lanjut Mardjono tidak bijak jika petani kembali harus berkorban untuk rela menelan pil pahit bahwa mereka sepertinya "haram" menerima harga jual produksinya dengan harga yang layak sekedar untuk mencukupi biaya hidup mereka.

Oleh karena itu Komisi IV DPR-RI yang membidangi pertanian menolak langkah pemerintah terutama Mendag dan Perum Bulog yang akan melakukan impor beras, walaupun alasan impor tersebut untuk stok dan tidak akan dilepas ke pasaran. (cih)