Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)-Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) diharapkan fokus pada berbagai program yang dibutuhkan pelajar. Tidak perlu nyemplung ke dalam program yang terlalu bombastis apalagi sekadar mengekor pada program yang telah digarap oleh badan otonom NU lainnya seperti santunan anak yatim.<>
“IPNU-IPPNU cukup dengan program kebutuhan pelajar,” saran Pengasuh pondok pesantren (ponpes) modern Al Falah Jatirokeh, Songgom Brebes Drs H Nasrudin saat menerima silaturrahim Pengurus Cabang (PC) IPNU-IPPNU Brebes, Selasa (28/12).
Program kegiatan yang dibutuhkan pelajar, kata Nasrudin, antara lain membuka bimbingan belajar (bimbel) gratis. Sebagai tutor, lanjutnya, bisa meminta bantuan sama senior yakni Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU). Sedangkan tempat pembelajaran bisa menggunaka madrasah diniyah.
Hal tersebut perlu dilakukan agar kualitas pelajar NU makin meningkat. Apalagi, bimbel yang dibuka lembaga konvensional cukup mahal. Sehingga IPNU perlu mencari terobosan dengan membuka bimbel gratis, demi peningkatan prestasi pelajar NU dan pelajar pada umumnya.
Dengan membuka bimbel gratis, kata Kaji Nas-demikian panggilan akrabnya-, sebagai ujud kontribusi nyata menyukseskan wajib belajar dan mencerdaskan anak-anak bangsa. Minimal, prestasi akademik anggota IPNU bisa meningkat. Kalau IPNU mampu membuka bimbel gratis, prestasi bisa terukir.
“Agar menarik minat peserta, tentunya bimbel itu harus dikelola secara profesional, bukan asal-asalan,” papar Nasrudin yang juga anggota mantan Ketua DPRD Brebes itu.
Nasrudin menambahkan, Pelajar sekarang lebih beruntung karena pemerintah telah memberikan perhatian khusus pada dunia pendidikan. Terbukti dengan pengalokasian anggaran 20 persen, baik APBN maupun APBD. Artinya, pelajar tinggal konsentrasi belajar, tanpa harus susah-susah memikirkan biaya dan sarana pendidikan lainnya.
Meskipun, lanjutnya, secara riil APBN 20 persen belum terpenuhi karena masih dicampur dengan gaji guru dan dosen. Termasuk anggaran pendidikan di APBD, belum mencapai 20 persen. Karena dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan dana Sertifikasi Gaji Guru/Dosen merupakan dana APBN yang dititipkan ke APBD.
“Masih perlu diperjuangkan dana Pendidikan APBD agar mencapai 20 persen, sehingga pelajar benar-benar bisa belajar dengan fasilitas dan kenyamanan,” ungkit Nasrudin yang juga anggota Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, pemuda dan olah raga, budaya dan pariwisata serta perpustakaan nasional itu.
Lebih lanjut Nasrudin mengatakan, termasuk bagi pelajar yang kurang mampu telah tersedia macam-macam beasiswa. Sehingga tidak ada alasan untuk tidak bisa sekolah lantaran kurang biaya. “Tunjukan prestasi, pasti beasiswa akan mengalir sendiri,” tandasnya memotivasi. (was)
Terpopuler
1
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
2
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
3
Jejak Jejaring Santri dan Kiai di Sukunsari
4
Kitab Peretas Kerumitan Ushul Fiqh
5
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 62: Keyakinan Ahli Kitab dan Shabi'in
6
Hasil Mudzakarah Haji: Hasil Investasi Boleh Biayai Jamaah Lain, Dam Bisa Disembelih di Tanah Air
Terkini
Lihat Semua